- Oleh Wandi
- Jumat, 11 April 2025 | 11:37 WIB
: Ketua Umum Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Pusat, Marciano Norman, menerima kunjungan kehormatan Presiden Asian Mixed Martial Arts Federation (AMMAF) Davon Juraev beserta perwakilan Pengurus Pusat Indonesia Bela Diri Campuran Amatir Mixed Martial Art (PP IBCA MMA) di Kantor KONI Pusat, Senayan, Jakarta, Senin (24/2/2025)./Foto Istimewa/Humas KONI pusat
Jakarta, InfoPublik – Ketua Umum Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Pusat, Marciano Norman, menerima kunjungan kehormatan Presiden Asian Mixed Martial Arts Federation (AMMAF) Davon Juraev beserta perwakilan Pengurus Pusat Indonesia Bela Diri Campuran Amatir Mixed Martial Art (PP IBCA MMA) di Kantor KONI Pusat, Senayan, Jakarta, Senin (24/2/2025).
Kunjungan ini bertujuan untuk menyampaikan upaya AMMAF dalam mendorong Mixed Martial Arts (MMA) agar diakui sebagai anggota resmi International Olympic Committee (IOC) di tingkat dunia dan Olympic Council of Asia (OCA) di tingkat Asia. Harapannya, MMA dapat dipertandingkan dalam single atau multievent internasional serta meningkatkan kualitas para atlet menjadi lebih profesional.
Dalam pertemuan ini, Ketua Umum KONI Pusat didampingi oleh Sekretaris Jenderal KONI Pusat Drs. TB. Lukman Djajadikusuma, MEMOS, Wakil Ketua Bidang III Organisasi Brigjen TNI (Purn) Purwadi, serta Wakil Ketua Bidang II Pembinaan Prestasi (Binpres) Syamsuddin.
Fokus pada Keamanan dan Pengembangan Atlet
Ketua Umum KONI Pusat menyambut baik keberadaan federasi internasional yang menaungi MMA guna meningkatkan kualitas olahraga tersebut. Namun, ia menegaskan bahwa aspek keamanan harus menjadi perhatian utama, mengingat MMA adalah olahraga yang melibatkan kontak fisik intens.
“Yang harus diperhatikan pertama kali dalam olahraga bela diri adalah aspek keamanannya. Kita harus memastikan bahwa MMA aman untuk dilakukan, terutama meyakinkan orang tua bahwa bela diri ini bisa menjadi pilihan olahraga yang aman bagi anak-anak mereka,” ujar Marciano Norman.
Ia juga menekankan pentingnya jalur pembinaan atlet dari tingkat amatir ke profesional. “Saya setuju bahwa menjadi atlet profesional harus dibangun dari amatir. Dengan begitu, mereka akan lebih menghargai proses dan memiliki kualitas yang terukur dengan baik,” tambahnya.
Potensi Besar MMA di Indonesia
Presiden AMMAF, Davon Juraev, menilai bahwa MMA memiliki potensi besar di Indonesia. Oleh karena itu, ia berharap olahraga ini semakin berkembang dan diminati oleh masyarakat.
“Saya melihat potensi MMA di Indonesia sangat besar. Akan sangat disayangkan jika tidak ada federasi internasional yang menaunginya. Oleh sebab itu, AMMAF ingin membawa MMA ke tingkat profesional dengan target agar bisa dipertandingkan di Olimpiade,” kata Davon.
Untuk meningkatkan kualitas MMA di Indonesia, AMMAF akan melakukan berbagai program, seperti pembinaan atlet muda, sertifikasi wasit internasional, serta pengiriman atlet Indonesia untuk berlatih ke luar negeri. Davon juga meminta dukungan dari KONI Pusat untuk mendorong MMA semakin dikenal di kancah internasional.
Agenda Strategis IBCA MMA 2025
Dalam pertemuan ini, IBCA MMA juga memaparkan agenda strategis mereka untuk tahun 2025. Beberapa kejuaraan dan program yang akan digelar antara lain:
Dengan berbagai agenda ini, IBCA MMA berharap MMA di Indonesia semakin berkembang dan dapat meraih prestasi di tingkat internasional.
Turut hadir dalam pertemuan ini Sekretaris Jenderal PB IBCA MMA Maraden Lumbantoruan, Ketua Bidang Event PB IBCA MMA Patricia, Ketua Bidang Referee PB IBCA MMA Jo Sekretaris Jenderal AMMAF Farrukh Halimov, serta Bendahara Umum Komite Olahraga Beladiri Indonesia (KOBI) Hari Raharjo.