- Oleh Tri Antoro
- Rabu, 9 April 2025 | 14:23 WIB
: Menag Nasaruddin Umar./Foto Istimewa/Humaa Kemenag
Jakarta, InfoPublik – Sebanyak 1.617.641 pemudik memanfaatkan layanan Masjid Ramah Pemudik selama arus mudik dan balik Lebaran 2025. Data tersebut dirilis Kementerian Agama (Kemenag) hingga Senin (14/4/2025) pukul 12.30 WIB dan masih berpotensi bertambah seiring laporan dari daerah.
Program ini merupakan tindak lanjut dari Surat Edaran Menteri Agama Nomor 2 Tahun 2025 yang mengimbau masjid dan musala di sepanjang jalur mudik tetap buka 24 jam. Sebanyak 8.710 masjid di seluruh Indonesia terlibat dalam program ini.
Menteri Agama Nasaruddin Umar menyebut angka tersebut bukan sekadar statistik, melainkan refleksi kuatnya semangat gotong royong dan peran strategis masjid dalam melayani masyarakat.
"Masjid Ramah Pemudik bukan hanya tempat ibadah, tapi juga ruang istirahat, tempat berbagi, dan simbol solidaritas umat,” ujar Nasaruddin di Jakarta, Selasa (15/4/2025).
Ia menambahkan, kehadiran masjid sebagai “rumah bersama” harus terus dihidupkan, tidak hanya saat Lebaran. “Kita dorong agar pelayanan inklusif seperti ini menjadi budaya baru masjid di Indonesia,” tegasnya.
Dirjen Bimas Islam Abu Rokhmad menambahkan bahwa program ini mendapat respons positif dari masyarakat dan menunjukkan potensi besar masjid sebagai pusat layanan sosial keagamaan di masa modern.
Berdasarkan data Kemenag, Provinsi Jawa Barat mencatat jumlah pemudik singgah terbanyak, yakni 321.439 orang di 1.002 masjid. Pada urutan berikutnya adalah provinsi Aceh (198.701 pemudik), Jawa Tengah (151.599), dan DI Yogyakarta (87.654). Selanjutnya, ada Kalimantan Selatan (54.877), Kalimantan Barat (44.439), Jawa Timur (47.425), dan Sumatera Barat (6.901 pemudik). Sisanya tersebar di berbagai provinsi lain seperti Banten, Lampung, Sulawesi Selatan, dan Riau.
Abu Rokhmad juga menyebut, sebanyak 96.904 orang dilibatkan dalam layanan ini, mulai dari KUA, pengurus masjid, remaja masjid, Penyuluh Agama Islam, madrasah, hingga jajaran Kemenag di seluruh Indonesia. “Masjid Ramah Pemudik menyediakan fasilitas istirahat, takjil, toilet bersih, musala terpisah untuk laki-laki dan perempuan, serta layanan informasi dan medis ringan. Ini merupakan bentuk konkret kolaborasi antara negara, umat, dan institusi keagamaan,” jelasnya.
“Semangat ini harus terus dijaga dan diperluas. Banyak pemudik menyampaikan apresiasi atas program ini. Mereka merasa lebih tenang, nyaman, dan aman selama perjalanan karena tahu bisa singgah di masjid yang bersih dan disambut dengan ramah,” tandasnya.