Senin, 28 April 2025 21:49:55

Menpora Dorong Integrasi Yoga dalam Kebijakan Olahraga Nasional untuk Kesehatan Mental

: Menpora Dito Ariotedjo saat menghadiri Saka Yoga Festival 2025 yang diikuti lebih dari 1.500 peserta di Buperta Cibubur, Minggu (13/4/2025)../Foto Istimewa/Humas Kemenpora


Oleh Wandi, Minggu, 13 April 2025 | 23:32 WIB - Redaktur: Untung S - 97


Jakarta, InfoPublik — Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) RI, Dito Ariotedjo, menyoroti pentingnya olahraga berbasis kebugaran holistik seperti yoga untuk dimasukkan dalam strategi nasional pembangunan kesehatan pemuda. Hal ini disampaikan saat menghadiri Saka Yoga Festival 2025 yang diikuti lebih dari 1.500 peserta di Buperta Cibubur, Minggu (13/4/2025).

Menurut Menpora, olahraga tidak selalu harus bersifat kompetitif. Praktik-praktik seperti yoga dinilai sangat relevan dalam konteks kesehatan mental, spiritualitas, serta keseimbangan hidup masyarakat urban masa kini.

“Yoga bukan hanya soal gerakan tubuh, tapi cara menyeimbangkan fisik, mental, dan rohani. Ini sangat penting, apalagi di tengah tekanan kehidupan modern,” kata Dito kepada wartawan.

Pernyataan ini sejalan dengan meningkatnya kasus stres dan gangguan kesehatan mental, terutama di kalangan anak muda pascapandemi. Kemenpora pun mulai membuka ruang integrasi yoga dan kegiatan kebugaran sejenis dalam program-program rutin, seperti Senam Krida mingguan yang digelar di lingkungan kementerian.

Dito menyebut, yoga akan diujicobakan sebagai alternatif sesi dalam Senam Krida, yang selama ini didominasi aktivitas aerobik konvensional. Ia berharap pendekatan inklusif ini dapat memperluas jangkauan partisipasi masyarakat dalam olahraga.

“Kami ingin olahraga jadi gaya hidup yang menyenangkan dan bisa diakses semua kalangan, bukan sekadar persiapan kompetisi. Yoga cocok untuk itu, apalagi untuk perempuan, lansia, atau generasi muda yang cari kedamaian dalam berolahraga,” jelasnya.

Lebih lanjut, Menpora juga menargetkan perluasan kegiatan yoga dalam skala komunitas di berbagai daerah, bekerja sama dengan organisasi dan instruktur yoga lokal. Ia bahkan menyebut potensi pembentukan “Desa Yoga” di beberapa wilayah dengan basis wisata atau spiritualitas.

“Ini soal keberlanjutan. Kalau kita ingin masyarakat sehat secara menyeluruh, olahraga yang bersifat holistik harus kita tempatkan sejajar dengan cabang olahraga mainstream,” tandasnya.

Langkah ini dipandang sebagai bagian dari reformasi kebijakan olahraga nasional, di mana orientasi tidak hanya mengejar medali, tetapi juga kualitas hidup dan kebugaran jangka panjang.

 

 

Berita Terkait Lainnya