- Oleh Pasha Yudha Ernowo
- Rabu, 4 Desember 2024 | 15:47 WIB
: Kewirausahaan diyakini dapat menjadi solusi untuk mengatasi pengangguran. Sekolah menengah kejuruan (SMK) pun terus menguatkan kapasitas kewirausahaan untuk mendorong lulusannya agar mampu berwirausaha dan menciptakan lapangan kerja sendiri. Salah satunya adalah melalui projek kreatif dan kewirausahaan (Foto: Dok Kemendikdasmen)
Oleh Pasha Yudha Ernowo, Selasa, 3 Desember 2024 | 06:52 WIB - Redaktur: Untung S - 108
Jakarta, InfoPublik – Kewirausahaan kini diyakini sebagai solusi jitu untuk mengatasi masalah pengangguran di Indonesia. Untuk itu, sekolah menengah kejuruan (SMK) terus memperkuat kapasitas kewirausahaan bagi lulusannya agar mereka tidak hanya siap bekerja, tetapi juga mampu berwirausaha dan membuka lapangan pekerjaan. Salah satu cara yang dilakukan adalah melalui projek kreatif dan kewirausahaan yang melibatkan siswa dalam proses merintis usaha.
Berdasarkan laporan Penelusuran Lulusan (Tracer Study) SMK Tahun 2023, keterserapan lulusan SMK secara nasional menunjukkan hasil yang signifikan: 43,69 persen lulusan SMK bekerja, 21,34 persen berwirausaha, dan 11,45 persen melanjutkan studi.
Pelaksan Tugas (Plt) Direktur Jenderal Pendidikan Vokasi, Tatang Muttaqin, menyampaikan bahwa lulusan pendidikan vokasi, termasuk SMK, tidak bisa hanya mengandalkan dunia industri untuk menyerap tenaga kerja. “Satuan pendidikan vokasi perlu menciptakan lapangan kerja sendiri dengan menyiapkan calon-calon wirausaha muda yang dibina sejak dari bangku sekolah,” kata Tatang dalam keterangan tertulis, Selasa (3/12/2024).
Dengan cara itu, lanjut Tatang, sekolah vokasi dapat mengatasi pengangguran dengan menyiapkan lulusan yang tidak hanya siap bekerja, tetapi juga berwirausaha.
Sejak 2020 hingga 2024, projek kreatif dan kewirausahaan telah memberi kesempatan kepada 16.400 siswa di 820 SMK di seluruh Indonesia untuk merintis usaha dengan pendampingan dari dunia usaha dan industri (DUDI). Kegiatan ini mendorong siswa untuk memanfaatkan potensi lokal dalam mengembangkan ide-ide kewirausahaan yang dapat mengakselerasi keterserapan lulusan SMK serta mendukung pengembangan ekonomi lokal.
Tatang menjelaskan, “Kegiatan kewirausahaan yang dikembangkan oleh para siswa ini kami dorong agar berbasis potensi lokal. Dengan demikian, ketika mereka lulus, mereka bisa mengolah potensi yang ada di sekitar mereka menjadi ide-ide kewirausahaan yang bermanfaat.”
Salah satu contoh sukses dari program kewirausahaan ini adalah SMK Negeri Satu Atap Pandanarum di Jawa Tengah, yang berhasil mengembangkan usaha kerajinan kayu bertajuk “Suvenir dan Selendang Pintu Ukir.” Kelompok wirausaha siswa ini memanfaatkan media sosial, brosur, serta mengikuti pameran kerajinan daerah yang diselenggarakan oleh instansi pemerintah untuk memasarkan produk mereka. Rata-rata omzet yang diraih kelompok ini mencapai Rp5.000.000 per bulan.
Penguatan kewirausahaan untuk mendongkrak kebekerjaan lulusan vokasi juga tidak hanya ditujukan bagi peserta didik SMK, tetapi juga melalui program Pendidikan Kecakapan Kerja (PKK) dan Pendidikan Kecakapan Wirausaha (PKW). Tatang menambahkan, "Pada tahun 2024, program PKK dan PKW di beberapa Lembaga Kursus dan Pelatihan (LKP) masih berjalan. Berdasarkan data tahun 2023, 69,31 persen peserta PKK berhasil mendapatkan pekerjaan, sementara 87,16 persen alumni PKW mampu merintis usaha mereka sendiri."
Dengan angka-angka tersebut, Tatang yakin bahwa program PKK dan PKW pada tahun 2024 akan memberikan dampak yang signifikan untuk menekan angka Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) di Indonesia. Sepanjang tahun 2024, 55.255 peserta didik mengikuti program PKK dan 24.732 peserta didik mengikuti program PKW.
Tatang juga menyoroti keberhasilan program SMK Pusat Keunggulan dalam meningkatkan kebekerjaan lulusan SMK. Program ini telah mengubah kualitas pembelajaran dan memberikan dampak positif kepada 1,86 juta siswa SMK. "Hampir 50 persen siswa SMK telah mendapatkan pembelajaran unggul dan relevan melalui kerja sama erat dengan industri," ujar Tatang.
Melalui berbagai program kewirausahaan dan kecakapan kerja ini, SMK di Indonesia semakin berperan sebagai pembentuk wirausaha muda dan penyumbang lapangan pekerjaan, serta berkontribusi dalam mengatasi pengangguran di tingkat nasional.