- Oleh Pasha Yudha Ernowo
- Kamis, 21 November 2024 | 20:47 WIB
: Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen) Abdul Mu'timenjadi pembina upacara di Kantor Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen) (Foto: Dok Kemendidasmen)
Oleh Pasha Yudha Ernowo, Senin, 28 Oktober 2024 | 19:38 WIB - Redaktur: Untung S - 167
Jakarta, InfoPublik – Setiap 28 Oktober, bangsa Indonesia memperingati Sumpah Pemuda sebagai momentum bersejarah di mana para pemuda mengukuhkan kedaulatan Indonesia. Peristiwa ini menjadi salah satu tonggak penting dalam perjuangan kemerdekaan bangsa Indonesia.
Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen), Abdul Mu'ti, menegaskan bahwa komitmen "satu bangsa" dan "satu tanah air" dalam Sumpah Pemuda merupakan deklarasi kedaulatan politik. Sedangkan komitmen menjunjung tinggi bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan adalah manifestasi kedaulatan budaya dan identitas bangsa yang beragam. "Bahasa menunjukkan bangsa," tutur Abdul Mu'ti, mengutip pepatah yang mengandung makna bahwa bahasa bukan hanya alat komunikasi, melainkan juga cerminan identitas, jati diri, dan karakter bangsa.
"Keindonesiaan kita diukur dari kebanggaan, komitmen, dan kemahiran kita dalam berbahasa Indonesia," ujarnya. Abdul Mu'ti menyampaikan hal tersebut saat memimpin upacara peringatan Sumpah Pemuda di Kantor Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen) di Jakarta, Senin (28/10/2024). Pagi itu, ia tampil dalam balutan busana Melayu Kalimantan Barat, menggambarkan keragaman budaya Indonesia.
Lebih lanjut, Mendikdasmen mengingatkan bahwa bahasa Indonesia berperan penting sebagai sarana perjuangan menuju kemerdekaan. Kini, tugas generasi saat ini dan masa depan adalah menjadikan bahasa Indonesia sebagai bahasa utama di tanah air, seraya melestarikan bahasa daerah dan terbuka terhadap bahasa asing sebagai konsekuensi dari pergaulan internasional.
"Diperlukan kedisiplinan dalam penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar, terutama dalam forum-forum resmi, dokumen negara, lembaga pemerintah, media, karya ilmiah, seni, dan sastra," imbuhnya. Hal ini menjadi bagian dari tanggung jawab bersama untuk memastikan bahasa Indonesia terus berkembang dan memperkuat jati diri bangsa Indonesia.