Resmi Diluncurkan, Indonesia Clinical Research Center Dorong Uji Klinis Global

: Foto: Kemenkes


Oleh Putri, Sabtu, 19 Oktober 2024 | 06:26 WIB - Redaktur: Untung S - 120


Jakarta, InfoPublik - Kementerian Kesehatan (Kemenkes) secara resmi meluncurkan Indonesia Clinical Research Center (INA-CRC), sebuah fasilitator uji klinis terintegrasi, di Gedung Eijkman, Rumah Sakit dr. Cipto Mangunkusumo (RSCM). Peluncuran itu diharapkan dapat membuka akses terhadap obat dan vaksin baru serta inovatif yang aman bagi masyarakat Indonesia.

Wakil Menteri Kesehatan, Dante Saksono Harbuwono, menegaskan bahwa peluncuran INA-CRC merupakan langkah penting menuju transformasi penelitian klinis, dengan tujuan menjadikan Indonesia sebagai pusat penelitian klinis bertaraf internasional.

"Kita telah menyaksikan kemajuan signifikan di negara tetangga, seperti Thailand, yang mampu meningkatkan jumlah uji klinis hingga 75 persen dalam sepuluh tahun terakhir berkat teknologi digital dan kolaborasi internasional," ujar Dante seperti dikutip InfoPublik, Jumat (18/10/2024).

Menurut Dante, INA-CRC memiliki peluang besar untuk melampaui pencapaian tersebut, dengan memanfaatkan keunggulan demografis serta keragaman genetik dan epigenetik yang unik yang dimiliki Indonesia.

Peluncuran INA-CRC ini didasari oleh Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. HK.01.07/MENKES/1458/2023 tentang Penyelenggaraan Penelitian Klinik di Rumah Sakit. INA-CRC bertujuan untuk memfasilitasi dan mengoordinasikan Clinical Research Units (CRU) di seluruh rumah sakit di Indonesia.

Keberadaan INA-CRC diharapkan dapat mendukung sekitar 3.000 rumah sakit di seluruh Indonesia dan memainkan peran kunci dalam pengembangan inovasi medis global. Dante juga menekankan pentingnya peran INA-CRC dalam mempercepat proses birokrasi penelitian klinis di Indonesia, sekaligus meningkatkan daya saing dan daya tarik Indonesia sebagai destinasi penelitian klinis bagi industri dalam dan luar negeri.

"Meski Indonesia memiliki populasi lebih dari 270 juta jiwa, jumlah uji klinis yang dilakukan di negara ini masih belum optimal dibandingkan dengan negara-negara tetangga," ungkap Dante. Ia menekankan, dengan fasilitas kesehatan yang mumpuni dan beragam penyakit yang dapat menjadi objek penelitian, Indonesia memiliki posisi strategis sebagai destinasi uji klinis yang potensial.

Dengan adanya INA-CRC, Dante berharap Indonesia dapat memiliki akses cepat terhadap inovasi bioteknologi terbaru, seperti uji klinis vaksin kanker mRNA. Saat ini, hanya 18 persen obat baru yang diluncurkan sejak 2012 tersedia di Indonesia, dan Indonesia hanya berpartisipasi dalam empat dari seluruh uji klinis di Asia Tenggara, meskipun Indonesia merupakan rumah bagi lebih dari 40 persen populasi Asia Tenggara.

Pada 2018, Indonesia hanya berhasil mengelola 414 uji klinis, jauh tertinggal dari Thailand yang telah mencapai 2.300 uji klinis. Dante menyatakan bahwa pandemi COVID-19 telah menjadi wake-up call akan pentingnya ekosistem uji klinis yang kuat untuk menjaga ketahanan kesehatan bangsa.

"Kementerian Kesehatan telah mengambil langkah-langkah strategis untuk memperkuat ekosistem uji klinis di Indonesia, terutama pasca pandemi COVID-19," jelas Dante.

Saat ini, Indonesia tengah melakukan tiga uji vaksin TBC sebagai bagian dari upaya memerangi tuberkulosis di tanah air. INA-CRC juga menawarkan berbagai layanan strategis untuk mendukung penelitian klinis di Indonesia, termasuk pengembangan registri penelitian klinis nasional, peningkatan kapasitas CRU, penyederhanaan proses persetujuan etik melalui komisi etik sentral, serta penyediaan template perjanjian penelitian untuk mempercepat proses legal dan administrasi.

Sebagai bagian dari inisiatif ini, Tony Blair Institute for Global Change (TBI) Indonesia bertindak sebagai knowledge partner untuk mendukung pengembangan kapasitas penelitian klinis dan inovasi kesehatan di Indonesia, serta membantu meningkatkan daya saing Indonesia di tingkat global.

Hal itu sejalan dengan agenda transformasi kesehatan nasional yang bertujuan meningkatkan kualitas layanan kesehatan sekunder dan tersier di Indonesia. Dengan peluncuran INA-CRC, Indonesia berkomitmen untuk menjadi pemain utama dalam penelitian klinis global, mempercepat inovasi kesehatan, dan meningkatkan daya saing nasional di sektor kesehatan.

 

Berita Terkait Lainnya

  • Oleh Putri
  • Selasa, 19 November 2024 | 06:44 WIB
Imunisasi Salah Satu Upaya Cegah Pneumonia
  • Oleh Putri
  • Senin, 18 November 2024 | 20:30 WIB
Menko PM Ajak Generasi Muda Aktif Berorganisasi
  • Oleh Putri
  • Senin, 18 November 2024 | 20:15 WIB
Menko PM: Media Sosial Harus Lebih Ketat Awasi Iklan Judi Online
  • Oleh Putri
  • Jumat, 15 November 2024 | 23:38 WIB
Alat Kesehatan Indonesia Dipamerkan di Africa Health 2024
  • Oleh Putri
  • Jumat, 15 November 2024 | 23:26 WIB
Nilai Ekspor Oktober 2024 Capai US$24,41 Miliar