- Oleh Fatkhurrohim
- Kamis, 21 November 2024 | 08:55 WIB
: Kepala BNPT (tengah kiri baju putih) dalam acara pembukaan YoI kampus Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) Bandung, Jawa Barat (Biro Perencanaan, Hukum dan Humas BNPT)
Oleh Wahyu Sudoyo, Kamis, 17 Oktober 2024 | 05:48 WIB - Redaktur: Untung S - 179
Jakarta, InfoPublik – Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) mendorong pengembangan generasi muda dengan nilai kearifan lokal agar tidak tergerus oleh budaya-budaya yang menyimpang dari kultur budaya Indonesia. Hal ini dilakukan melalui kegiatan Youth of Indonesia (YoI) yang digagas oleh Forum Koordinasi Pencegahan Terorisme (FKPT).
"YoI ini adalah salah satu wadah untuk kita mengembangkan generasi muda. Ke depan, kami siapkan agendanya agar nilai-nilai kearifan lokal di daerah dapat terpelihara dengan baik, sehingga tidak tergerus oleh budaya-budaya lain yang tidak sesuai dengan budaya kita," jelas Kepala BNPT, Komjen. Pol. Eddy Hartono, dalam keterangannya terkait acara pembukaan YoI di Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) Bandung, Jawa Barat, seperti dilansir pada Rabu (16/10/2024).
Eddy memastikan bahwa BNPT akan terus mendukung pengembangan generasi muda untuk memelihara nilai-nilai budaya kearifan lokal.
Untuk menyukseskan kegiatan ini, BNPT melibatkan berbagai pihak, mulai dari UPI, unsur Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (Forkopimda), hingga Kodam. Tujuannya adalah meminimalisir kemungkinan terpaparnya generasi muda oleh paham radikal terorisme melalui penekanan nilai-nilai kebudayaan.
"Penangkalan terhadap pencegahan radikalisasi terorisme harus dilakukan melalui kerja sama dengan menekankan nilai-nilai kebudayaan Indonesia, agar paham-paham intoleran radikal terorisme dapat kita reduksi. Diharapkan generasi muda tidak lagi terpapar oleh paham tersebut," tambahnya.
Sementara itu, Wakil Rektor UPI, Didi Sukyadi, menegaskan bahwa kegiatan ini sangat penting untuk diselenggarakan. Kegiatan ini melibatkan mahasiswa dan siswa yang merupakan kelompok rentan terhadap kemungkinan terpapar paham radikal terorisme.
"Ini merupakan kegiatan yang sangat penting, melibatkan mahasiswa dan siswa SMA sederajat untuk bersama-sama membantu berupaya mencegah terorisme," ungkapnya.
Didi menambahkan, terorisme adalah kejahatan yang dapat mengancam siapa pun, di mana pun, dan kapan pun. Oleh karena itu, generasi muda harus meningkatkan kesadaran akan penyebaran paham-paham tersebut, yang dapat menyusup bahkan melalui smartphone.
"Oleh karena itu, kita harus memahami bahwa terorisme tidak hanya menyerang fisik, tetapi juga menyerang hati kita. Ancaman ini bisa datang dari mana saja, bahkan dari genggaman kita melalui HP yang kita pegang," pungkas Wakil Rektor UPI.