- Oleh Farizzy Adhy Rachman
- Minggu, 29 Desember 2024 | 10:41 WIB
: Ketua KONI Pusat Marciano. Norman pada acara Focus Group Discussion (FGD) bertema ‘Penyelenggaraan PON Ke Depan Lebih Profesional’ di Jakarta, Rabu (20/11/2024)./Foto Istimewa/Humas KONI Pusat
Oleh Wandi, Rabu, 20 November 2024 | 20:30 WIB - Redaktur: Taofiq Rauf - 106
Jakarta, InfoPublik – Ketua Umum Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Pusat, Marciano Norman, menyampaikan ambisinya untuk meningkatkan kualitas pelaksanaan Pekan Olahraga Nasional (PON) dan multievent olahraga di Indonesia.
Hal tersebut ia ungkapkan sebagai langkah untuk menyiapkan atlet terbaik yang mampu bersaing di tingkat internasional.
“Terus terang saja masih banyak hal yang dapat kita lakukan. Standar PON ini nanti mau ke mana?” ujar Marciano.pada acara Focus Group Discussion (FGD) bertema ‘Penyelenggaraan PON Ke Depan Lebih Profesional’ di Jakarta, Rabu (20/11/2024).
Ia menekankan pentingnya PON menjadi ajang kompetisi bagi atlet terbaik Indonesia yang siap berlaga di single atau multievent internasional.
Pertama, Marciano sebutkan bahwa untuk pertama kalinya dalam rangka meningkatkan kualitas dan fokus pembinaan, PON XXII/2028 NTB-NTT mempertandingkan cabang olahraga Olimpiade dan prioritas Desain Besar Olahraga Nasional (DBON) yang mana memiliki potensi di SEA Games.
KONI Pusat sendiri beranggotakan 75 induk cabang olahraga dan tidak semuanya cabang olahraga Olimpiade dan DBON. Alhasil, beberapa cabang olahraga lainnya diselenggarakan pada multievent terobosan KONI Pusat antara lain Pekan Olahraga Bela Diri Nasional (Indonesia Martial Art Games/IMAG), Pekan Olahraga Pantai Nasional (Indonesia Beach Games), Pekan Olahraga Indoor (Indonesia Indoor Games), dan PON Remaja (Indonesia Youth Games) yang diselenggarakan di kabupaten/kota setiap 2 tahun.
Manfaat multievent terobosan KONI Pusat tersebut tidak hanya mewadahi cabang olahraga di luar Olimpiade dan DBON, namun menambah jumlah kompetisi bagi cabang olahraga Olimpiade dan DBON.
Di samping itu, multievent tambahan memberikan dampak bagi tuan rumah untuk kembangkan sarana dan prasarana olahraga, serta membangun Sport Tourism serta Sport Industry.
Tak hanya itu evaluasi besar dari Ketum KONI Pusat, ada juga dua hal besar lainnya yang menyangkut kualitas penyelenggaraan.
“Saya juga masih punya hal yang mengganjal, yakni masalah mutasi atlet dan saya masih melihat bahwa masih ada oknum yang melakukan bagi-bagi medali,” tambah Marciano.
“Tidak ada bedanya (pembagian medali) dengan Match Fixing di dalam sepak bola, dan hal-hal seperti itu tantangan kita bersama.,” tegas Marciano.