Pentingnya Pembudayaan Pancasila untuk Bangun Karakter dan Jati Diri Bangsa di Era Digital

: Deputi Bidang Koordinasi Revolusi Mental, Pemajuan Kebudayaan, dan Prestasi Olahraga Kemenko PMK Warsito saat Rapat Koordinasi Daerah di Provinsi Sulawesi Utara yang mengusung tema “Pembudayaan Pancasila dalam Rangka Mendukung Penguatan Karakter dan Jati Diri Bangsa/Foto: Kemenko PMK


Oleh Putri, Rabu, 25 September 2024 | 11:34 WIB - Redaktur: Untung S - 208


Jakarta, InfoPublik – Deputi Bidang Koordinasi Revolusi Mental, Pemajuan Kebudayaan, dan Prestasi Olahraga Kemenko PMK, Warsito, menekankan pentingnya perubahan karakter dan sikap mental bangsa Indonesia yang berlandaskan nilai-nilai Pancasila. Hal ini dilakukan melalui penguatan jati diri bangsa yang harus melebur dalam pola pikir, pola kerja, dan pola hidup masyarakat.

Pernyataan ini disampaikan dalam Rapat Koordinasi Daerah di Sulawesi Utara yang bertemakan “Pembudayaan Pancasila dalam Rangka Mendukung Penguatan Karakter dan Jati Diri Bangsa,” yang berlangsung di Manado pada Selasa (24/9/2024). Warsito menekankan bahwa integritas, etos kerja, dan gotong royong merupakan nilai-nilai utama yang telah melekat pada bangsa Indonesia sejak perjuangan kemerdekaan.

"Perjuangan kemerdekaan kita menunjukkan bahwa integritas, etos kerja, dan gotong royong sudah menjadi warisan dari para pejuang bangsa. Nilai-nilai ini akan terus menjadi bagian dari karakter bangsa Indonesia," ujar Warsito.

Namun, di tengah kemajuan teknologi dan informasi, Indonesia menghadapi tantangan baru, terutama ideologi transnasional yang masuk melalui teknologi digital. Warsito mencontohkan bagaimana kecerdasan buatan kini mampu mengidentifikasi perilaku dan preferensi individu, yang dapat membahayakan ideologi bangsa jika tidak diantisipasi dengan baik.

Oleh karena itu, Warsito mengajak semua pihak untuk meningkatkan kesadaran terhadap tantangan-tantangan tersebut serta memperkuat pondasi karakter bangsa berbasis Pancasila.

Sementara itu, Arif Budimanta, Staf Khusus Presiden sekaligus Ketua II Tim Ahli Gugus Tugas Gerakan Nasional Revolusi Mental, menekankan pentingnya pembudayaan ekonomi Pancasila sebagai langkah penting dalam memperkuat jati diri bangsa. Menurutnya, sistem ekonomi Indonesia didasarkan pada Pancasila, bukan sosialisme, kapitalisme, atau neo-liberal.

"Ekonomi Pancasila berasaskan kegotong-royongan, di mana pemodal besar harus turut memikirkan keberdayaan pelaku ekonomi kecil, bukan sekadar mengikuti kemauan pasar yang sering kali menyisihkan usaha kecil," kata Arif.

Ia menambahkan, pembudayaan ekonomi Pancasila perlu dilakukan melalui tiga tahap: membangun struktur ekonomi, pembudayaan cara kerja, dan mengukur hasilnya. Langkah ini, menurutnya, akan memperkuat identitas dan karakter bangsa di tengah tantangan globalisasi dan perkembangan teknologi yang pesat.

 

Berita Terkait Lainnya

  • Oleh Putri
  • Jumat, 22 November 2024 | 09:48 WIB
Kemenkes Minta Perkuat Pengawasan pada Distribusi Antibiotik
  • Oleh Mukhammad Maulana Fajri
  • Jumat, 22 November 2024 | 08:15 WIB
Transaksi Aset Kripto di Indonesia Capai Rp475,13 Triliun