BPJPH Dorong Pengembangan Ekosistem Fashion Halal melalui IGHF untuk Pasar Global

: kompetitif secara kualitas di pasar dunia.


Oleh Wandi, Selasa, 10 September 2024 | 22:18 WIB - Redaktur: Untung S - 380


Jakarta, InfoPublik – Badan Penyelenggara Jaminan Produk Halal (BPJPH) Kementerian Agama terus berupaya mendorong pengembangan ekosistem industri halal di Tanah Air. Selain menyasar sektor industri makanan-minuman yang kewajiban sertifikasi halalnya akan diberlakukan pada Oktober 2024, upaya kolaboratif penguatan ekosistem juga mulai merambah ke produk barang guna seperti sandang atau fashion yang diwajibkan bersertifikat halal pada Oktober 2026. Untuk itu, BPJPH melakukan langkah strategis dengan menginisiasi Indonesia Global Halal Fashion (IGHF).

"IGHF lebih dari sekadar mempromosikan produk fashion halal Indonesia ke pasar dunia. Lebih dari itu, IGHF ingin membuktikan bahwa produk halal kita mampu bersaing secara kualitas di pasar global," kata Kepala BPJPH, Muhammad Aqil Irham, di Jakarta, Selasa (10/9/2024).

"IGHF yang kita luncurkan pada 28 Maret 2024 lalu di gelaran Indonesia Fashion Week adalah hal baru. Sebagai wadah kolaborasi, kita mendorong pengembangan ekosistem industri fashion halal yang merupakan langkah penting untuk mengantarkan Indonesia sebagai kiblat fashion halal dunia," lanjutnya.

Untuk menjadi yang terdepan di sektor fashion halal global, Aqil mengatakan Indonesia perlu memperkuat pengembangan ekosistem produk fashion halal dalam negeri secara komprehensif dari hulu ke hilir. Inovasi dalam penguatan industri kain halal juga penting untuk membangun halal value chain di industri fashion. Promosi fashion halal dilakukan melalui partisipasi IGHF di berbagai ajang fashion internasional, termasuk di London, Milan, dan Paris.

"Kami melihat bahwa produk fashion halal bukan hanya soal administratif sertifikasi halal. Kain halal sebagai bahan bisa menjadi pembeda, yang menjadi nilai tambah, dan meningkatkan daya saing produk di pasar global," lanjutnya.

Lebih lanjut, Aqil mengatakan bahwa dengan mengusung IGHF bersama sejumlah stakeholder, BPJPH akan membuktikan bahwa pemerintah hadir untuk memfasilitasi pelaku usaha agar produk fashion bersertifikat halal memiliki daya saing dan keunggulan, tidak hanya bagi konsumen dalam negeri, tetapi juga bagi konsumen global.

"Event partisipasi IGHF yang telah dimulai dari Jakarta, Malaysia, dan selanjutnya ke London, Milan, dan Paris bukan sekadar fashion show. Kami juga menjajaki pasar global dan mempertemukan produsen dengan buyer, khususnya di industri tekstil dan fashion," imbuh Aqil.

"Kami optimis untuk hadir dengan produk fashion halal di negara-negara fashion karena produksi kami memiliki kualitas tinggi dan dihasilkan oleh desainer ternama," tegasnya.

Ketua Asosiasi Pengusaha dan Perancang Mode Indonesia (APPMI), Poppy Dharsono, menekankan bahwa visi IGHF sangat relevan dengan potensi industri fashion di Indonesia dan sejalan dengan Sustainable Development Goals (SDGs).

"Kami sangat mengapresiasi BPJPH yang telah tepat mengawal kolaborasi IGHF untuk tujuan yang baik dalam pengembangan fashion halal di Indonesia. Ini sangat relevan dengan eco-conscious fabric dalam pengembangan sustainable fashion yang berupaya mengembalikan ekosistem lingkungan agar seimbang dengan tren fashion, sehingga tidak berdampak buruk bagi lingkungan," kata Poppy.

"Hal ini sejalan dengan SDGs yang ditetapkan oleh United Nations (PBB) untuk mencapai pembangunan berkelanjutan di tingkat global dan memenuhi tantangan masa depan dunia," tambah Poppy.

Dari sisi potensi, Poppy juga melihat bahwa pengusaha dan perancang busana di Tanah Air memiliki potensi besar untuk berkembang dan bersaing di kancah global. Potensi pasar fashion dunia sangat besar, tidak hanya menyasar pasar Muslim yang saat ini mencapai 1,9 miliar orang, tetapi juga perhatian masyarakat dunia yang terus dinamis terhadap fashion halal.

"Partisipasi kita di tiga negara fashion, yakni UK, Italia, dan Perancis, adalah langkah penting agar fashion kita dapat masuk ke pasar Timur Tengah dan negara-negara dengan populasi Muslim (OKI)," lanjut Poppy.

"Indonesia adalah komunitas Muslim terbesar di dunia, jadi kita harus menjadi nomor satu di dunia untuk fashion halal. Terlebih, kita tahu bahwa fashion halal ini terkait dengan sustainable development yang kini sedang tren di dunia," pungkasnya.

 

Berita Terkait Lainnya

  • Oleh Mukhammad Maulana Fajri
  • Rabu, 13 November 2024 | 15:50 WIB
Pertamina Siapkan USD5,7 Miliar untuk EBT hingga 2029
  • Oleh MC KOTA PADANG
  • Selasa, 12 November 2024 | 18:00 WIB
Pemkot Padang Dorong Sertifikasi Halal UMKM demi Pariwisata Halal Berkualitas