- Oleh Wandi
- Rabu, 4 Desember 2024 | 15:58 WIB
: Kementerian Agama (Kemenag) bersama Bank Indonesia menggelar Konferensi dan Pertemuan Tahunan World Zakat and Waqf Forum (WZWF) pada Jumat-Sabtu (1-2/11/2024) di Jakarta Convention Center, Jakarta./Foto Istimewa/Humas Kemenag
Jakarta, InfoPublik – Kementerian Agama (Kemenag) dan Bank Indonesia (BI) menggelar World Zakat and Waqf Forum (WZWF) 2024 di Jakarta, mengangkat tema utama "Tatanan Global Zakat-Wakaf Baru." Konferensi itu menyatukan pemimpin dan praktisi dari 43 negara untuk membahas inovasi zakat dan wakaf di era digital.
Konferensi dan Pertemuan Tahunan WZWF)itu digelar pada Jumat-Sabtu (1-2/11/2024) di Jakarta Convention Center. Acara yang juga diselenggarakan bersamaan dengan Indonesia Sharia Economic Festival (ISEF) itu didukung oleh Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) dan Badan Wakaf Indonesia (BWI).
Dengan tema lengkapnya “Tatanan Global Zakat-Wakaf Baru: Komunitas Global yang Bersatu Berdasarkan Keadilan, Kasih Sayang, dan Kesejahteraan Bersama,” konferensi itu dihadiri 250 peserta dari 43 negara anggota. Konferensi ini mempertemukan para pemimpin global, praktisi, pengusaha, dan generasi muda untuk mendiskusikan masa depan pengelolaan zakat dan wakaf yang lebih inklusif dan inovatif.
Menteri Agama, Nasaruddin Umar, dalam sambutannya berharap konferensi ini dapat menghasilkan ide-ide baru untuk mengoptimalkan peran zakat dan wakaf sebagai solusi dari berbagai masalah global. “Kita perlu menelaah bagaimana zakat dan wakaf dapat memberikan solusi atas beragam tantangan dunia, termasuk pengentasan kemiskinan,” ujarnya dalam konferensi pers usai membuka acara tersebut pada Jumat (1/11/2024).
Menag juga menekankan pentingnya pemanfaatan teknologi digital dalam pengelolaan zakat dan wakaf. Menurutnya, teknologi digital mendukung transparansi dan efektivitas distribusi dana kepada masyarakat yang membutuhkan. “Dengan teknologi, kita dapat memperluas pengumpulan zakat dan wakaf hingga ke skala global serta memastikan dana yang terkumpul dimanfaatkan secara produktif dan tepat sasaran,” tambahnya.
Menyinggung bonus demografi Indonesia, Nasaruddin mengajak generasi muda untuk berperan aktif dalam pemberdayaan masyarakat melalui dukungan dana zakat dan wakaf yang dikelola secara profesional. “Jika berhasil, ini akan membawa dampak signifikan bagi kesejahteraan masyarakat dan pengentasan kemiskinan jangka panjang,” tuturnya.
Untuk memperkuat peran zakat dan wakaf, Kemenag mengimplementasikan empat program utama: Kampung Zakat, KUA Pemberdayaan Ekonomi Umat, Inkubasi Wakaf Produktif, dan Kota Wakaf. Program-program ini bertujuan untuk mengoptimalkan zakat dan wakaf sebagai alat pemberdayaan ekonomi, bukan sekadar ibadah.
Di lain pihak, Ketua BWI, Kamaruddin Amin, yang juga menjabat Dirjen Bimas Islam, memperkenalkan Gerakan Indonesia Berwakaf sebagai langkah strategis untuk mengembangkan potensi aset wakaf nasional. Gerakan ini mengedepankan pilar inklusivitas, keberlanjutan, dan inovasi untuk memberdayakan aset wakaf yang lebih luas demi kesejahteraan masyarakat.
“Indonesia memiliki 445.410 lokasi tanah wakaf, termasuk ribuan madrasah, kantor KUA, masjid, dan musala. Gerakan ini berfokus pada pengembangan aset tersebut di sektor pendidikan, kesehatan, dan konservasi lingkungan. Selain mendukung madrasah, gerakan ini mendorong pembangunan rumah sakit, pemberian beasiswa, serta inisiatif wakaf hijau untuk pelestarian alam,” jelas Kamaruddin.
Kamaruddin juga mengajak negara-negara dan organisasi internasional untuk bekerja sama dalam memaksimalkan dampak wakaf secara global. Dengan dukungan teknologi digital, pengelolaan wakaf dapat dilakukan secara transparan dan berkelanjutan untuk masa depan yang lebih inklusif dan produktif.
Inovasi dalam pengelolaan zakat dan wakaf, seperti konsep wakaf korporasi dan wakaf saham, menjadi fokus utama dalam forum ini untuk memastikan relevansi zakat dan wakaf di era modern yang penuh peluang investasi. Konferensi ini juga melibatkan para ahli yang membagikan praktik terbaik, solusi inovatif, dan kerangka kerja terbaru dalam pengelolaan dana zakat dan wakaf.
Acara itu turut dihadiri Menteri Agama Malaysia, Mohd Na’im Mokhtar, serta sejumlah sponsor seperti Bank Mega Syariah, Bank CIMB Niaga Syariah, dan PT Paragon Technology and Innovation.