Kunjungan Paus Fransiskus, Simbol Penghormatan pada Keberagaman Indonesia

: Dialog Forum Merdeka Barat 9 (FMB9) yang mengangkat tema 'Kunjungan Paus Fransiskus Simbol Persahabatan Lintas Agama', Senin (26/8/2024).. /Foto: Istimewa/FMBi


Oleh Wandi, Senin, 26 Agustus 2024 | 17:38 WIB - Redaktur: Untung S - 264


Jakarta, InfoPublik - Kunjungan Paus Fransiskus ke Indonesia menjadi momentum bersejarah yang penuh makna. Sebagai negara dengan populasi terbesar keempat di dunia dan rumah bagi berbagai agama serta etnis, momen itu tentunya akan mendapatkan perhatian dari seluruh dunia.

Perwakilan dari Konferensi Waligereja Indonesia sekaligus Juru Bicara Panitia Kunjungan Paus Fransiskus, Romo (Rm) Thomas Ulun Ismoyo, menekankan bahwa kunjungan itu merupakan pengakuan atas status Indonesia sebagai miniatur keberagaman dan toleransi dunia.

"Kunjungan ini adalah bukti nyata dari pengakuan dunia atas Indonesia yang mampu menjaga kerukunan dalam keberagaman. Alasannya dipilih karena Indonesia hebat di mata Vatican," ujarnya dalam Dialog Forum Merdeka Barat 9 (FMB9) yang mengangkat tema Kunjungan Paus Fransiskus: Simbol Persahabatan Lintas Agama, Senin (26/8/2024).

Lebih lanjut, ia menjelaskan bahwa Paus Fransiskus telah lama mengamati bagaimana Indonesia, sebagai negara dengan mayoritas Muslim terbesar di dunia, tetap mampu memberikan ruang bagi berkembangnya berbagai agama dan budaya.

Sejatinya, Paus Fransiskus sudah merencanakan kunjungannya ke Indonesia pada tahun 2020. Namun, rencana tersebut harus ditunda karena dunia tengah menghadapi Pandemi COVID-19.

Romo Ulun menambahkan, dalam konteks global, toleransi beragama sering kali menjadi isu yang sensitif, terutama di negara-negara dengan populasi yang sangat beragam. Namun, Indonesia berhasil menunjukkan bahwa perbedaan bukanlah penghalang, melainkan kekayaan yang harus dirawat dan dihormati.

Keberagaman agama dan budaya di Indonesia tidak hanya diakui oleh dunia internasional, tetapi juga menjadi salah satu alasan kuat mengapa Paus Fransiskus memilih Indonesia sebagai salah satu destinasi kunjungannya.

"Indonesia tidak hanya menjadi contoh bagi negara-negara lain, tetapi juga menginspirasi dalam hal bagaimana masyarakat dengan latar belakang yang berbeda bisa hidup berdampingan dengan damai," tambahnya.

Panitia Kunjungan Paus Fransiskus telah mempersiapkan berbagai agenda yang akan menyoroti keberagaman dan semangat toleransi Indonesia. Salah satu agenda utama adalah kunjungan Paus Fransiskus ke Masjid Istiqlal melalui Terowongan Silaturahim, yang menjadi simbol kerukunan antarumat beragama di Indonesia.

Selain itu, Paus juga dijadwalkan untuk bertemu dengan para pemimpin agama dari berbagai keyakinan untuk memperkuat dialog dan kerja sama dalam menjaga perdamaian dunia.

Kunjungan Paus Fransiskus ke Indonesia diharapkan akan menjadi momen penting yang tidak hanya memperkuat hubungan antara Vatikan dan Indonesia, tetapi juga mengukuhkan posisi Indonesia sebagai teladan dalam hal keberagaman dan toleransi di mata dunia.

"Ini adalah kesempatan bagi kita semua, masyarakat Indonesia, untuk menunjukkan bahwa keberagaman adalah anugerah dan toleransi adalah kunci bagi perdamaian yang abadi," tegasnya.

Pertemuan Lintas Agama

Imam Besar Masjid Istiqlal, Prof. KH. Nasaruddin Umar, menilai bahwa kunjungan Paus Fransiskus memiliki makna yang mendalam dan penting bagi Indonesia. Terlebih lagi, pemimpin tertinggi umat Katolik sekaligus kepala negara Vatikan ini akan menyempatkan diri untuk bertemu dengan pemimpin lintas agama di Masjid Istiqlal.

"Ini menjadi luar biasa karena Paus adalah orang nomor satu di Katolik dan juga kepala negara. Kunjungan ini adalah kehormatan besar bagi Indonesia, dan Masjid Istiqlal akan kedatangan tamu yang istimewa," tambahnya.

Secara khusus, ia menyatakan bahwa Masjid Istiqlal telah mempersiapkan segala sesuatunya dengan baik untuk menyambut Paus Fransiskus. Masjid terbesar di Indonesia ini sudah memiliki standar penerimaan tamu penting, karena hampir seluruh kepala negara yang berkunjung ke Indonesia menyempatkan diri untuk berkunjung ke sini.

Di sisi lain, Wakil Koordinator Media Panitia Kunjungan Paus Fransiskus, Romo Anthonius Gregorius Angelo Lalu, menjelaskan bahwa kunjungan Paus Fransiskus ke Indonesia bukan sekadar agenda diplomatik, tetapi juga simbol dari hubungan emosional antara Paus dan umat Katolik di seluruh dunia, khususnya di Indonesia.

Tema kunjungan, yaitu iman, persaudaraan, dan belas kasih, mencerminkan nilai-nilai yang ingin ditanamkan Paus Fransiskus dalam pertemuannya dengan umat Katolik dan masyarakat Indonesia secara umum. Ketiga nilai ini sangat relevan dalam konteks Indonesia yang dikenal sebagai negara dengan masyarakat yang majemuk, namun mampu hidup berdampingan dalam harmoni.

"Di Roma, Paus itu dipanggil 'Papa,' sehingga bagi umat Katolik, Paus dianggap sebagai seorang bapak. Ketika dia datang berkunjung, itu seperti seorang bapak yang ingin menemui putra-putrinya," sebutnya.

 

Berita Terkait Lainnya

  • Oleh MC KAB SLEMAN
  • Sabtu, 23 November 2024 | 00:10 WIB
Pjs Bupati Sleman Minta Pemuka Agama Jaga Kerukunan Umat Jelang Pilkada
  • Oleh Mukhammad Maulana Fajri
  • Selasa, 5 November 2024 | 18:13 WIB
Indonesia dan PBNU Tebar Pesan Perdamaian melalui Konferensi Internasional Humanitarian Islam
  • Oleh Wandi
  • Selasa, 29 Oktober 2024 | 22:08 WIB
Masjid Istiqlal Didorong Menjadi Pusat Peradaban Keumatan Dunia
  • Oleh Untung Sutomo
  • Minggu, 20 Oktober 2024 | 23:28 WIB
Presiden Prabowo Jamu Tamu Negara di Istana Negara: Serukan Perdamaian Dunia
  • Oleh Mukhammad Maulana Fajri
  • Rabu, 9 Oktober 2024 | 20:56 WIB
PEPARNAS XVII Solo, Ajang Seleksi Atlet Potensial untuk Event Internasional