Langkah Rebranding PTKIN untuk Memperkuat Daya Saing dan Kualitas Pendidikan Islam

: Direktur Pendidikan Tinggi Keagamaan Islam (Diktis), Abu Rokhmad, menegaskan pentingnya proses rebranding Perguruan Tinggi Keagamaan Islam Negeri (PTKIN)./Foto Istimewa/Humas Kemenag


Oleh Wandi, Senin, 19 Agustus 2024 | 22:59 WIB - Redaktur: Untung S - 158


Jakarta, InfoPublik – Proses rebranding Perguruan Tinggi Keagamaan Islam Negeri (PTKIN) menjadi fokus utama Direktorat Pendidikan Tinggi Keagamaan Islam (Diktis), dalam upaya meningkatkan kualitas dan daya saing institusi tersebut di kancah pendidikan nasional. Direktur Diktis, Abu Rokhmad, menegaskan pentingnya rebranding sebagai langkah strategis untuk memperkuat citra PTKIN agar sejajar dengan perguruan tinggi umum.

"Kami sangat memerlukan masukan dari para pendahulu untuk meningkatkan kualitas PTKIN," ungkap Abu Rokhmad dalam siaran pers yang diterima InfoPublik, Senin (19/8/2024). Ia menekankan bahwa rebranding bukan sekadar label, melainkan usaha nyata dalam memperbaiki citra dan kualitas PTKIN di mata publik.

Pada kesempatan tersebut, hadir pula Staf Ahli Menteri Agama yang juga peneliti dari Alvara Research Center, Hasanuddin Ali, yang menyoroti pentingnya pemahaman lebih mendalam terhadap target pasar PTKIN. "Strategi efektif perlu dirancang untuk menarik minat siswa SMA dan tidak hanya berfokus pada siswa Madrasah Aliyah (MA)," ujarnya. Hal ini menunjukkan bahwa diversifikasi pendekatan sangat diperlukan dalam menarik minat calon mahasiswa dari berbagai latar belakang.

Direktur Diktis, Ahmad Zainul Hamdi, menambahkan pentingnya membangun hubungan yang baik antara pejabat baru dengan para pendahulu mereka. "Kami sangat berharap masukan dari para senior dapat membantu kami merumuskan kebijakan rebranding PTKIN ke depan," jelasnya.

Sekretaris Jenderal Kemenag, Muhammad Ali Ramdhani, menekankan bahwa rebranding PTKIN harus mencakup berbagai disiplin ilmu, tidak hanya program studi keagamaan. "Branding PTKIN harus mendukung integrasi dan pengembangan ilmu secara lebih luas," katanya.

Sementara itu, Dirjen Bimas Islam, Kamaruddin Amin, menekankan bahwa rebranding harus diikuti dengan langkah-langkah konkret yang mampu meningkatkan kualitas dan reputasi PTKIN. "Rebranding tidak boleh hanya menjadi label tanpa perubahan nyata," ungkapnya, sambil menyoroti pentingnya tata kelola yang baik dalam proses ini.

Mantan Direktur Diktis, Dede Rosyada, menyoroti tantangan dalam rebranding PTKIN, terutama terkait pamor studi Islam dibandingkan dengan ilmu umum. "Publikasi yang baik sangat penting untuk meningkatkan kepercayaan publik terhadap lulusan PTKIN," katanya.

Guru Besar UIN Sunan Ampel Surabaya, Nursyam, menekankan bahwa fokus tidak hanya pada publikasi, tetapi juga pada sitasi. "Program nasional yang mendukung sitasi harus menjadi prioritas ke depan," tegasnya.

Forum itu diharapkan menjadi langkah awal rebranding yang lebih besar dalam meningkatkan kualitas dan citra PTKIN di mata publik. Rekomendasi dari forum ini akan menjadi dasar dalam penyusunan kebijakan pengembangan PTKIN oleh Direktorat Jenderal Pendidikan Islam.

 

Berita Terkait Lainnya