Deklarasi Istiqlal 2024: Paus Fransiskus dan Tokoh Lintas Agama Bersatu untuk Kemanusiaan

: Pemimpin Negara Vatikan sekaligus pemimpin Gereja Katolik sedunia, Paus Fransiskus menghadiri pertemuan tokoh lintas agama yang digelar di halaman Masjid Istiqlal, Kamis (5/9/2024). Di hadapan Paus Fransiskus, para tokoh lintas agama membacakan Deklarasi Istiqlal 2024./Foto Istimewa/Humas Kemenag


Oleh Wandi, Kamis, 5 September 2024 | 16:27 WIB - Redaktur: Untung S - 279


Jakarta, InfoPublik – Paus Fransiskus, pemimpin negara Vatikan sekaligus pemimpin Gereja Katolik sedunia, menghadiri pertemuan tokoh lintas agama yang digelar di halaman Masjid Istiqlal pada Kamis (5/9/2024). Dalam acara yang penuh makna tersebut, para tokoh lintas agama membacakan Deklarasi Istiqlal 2024, yang berisi seruan penting terkait kerukunan umat beragama dan perbaikan lingkungan dalam menghadapi tantangan global.

Deklarasi itu dibacakan oleh Monsinyur Tri Harsono dari Konferensi Wali Gereja Indonesia (KWI) dan Ismail Cawidu dari Masjid Istiqlal, didampingi oleh tokoh lintas agama, termasuk perwakilan Islam, Kristen, Katolik, Buddha, Konghucu, hingga Penghayat Kepercayaan.

Isi Deklarasi Istiqlal 2024 menyoroti dua krisis global utama yang kini dihadapi dunia, yaitu dehumanisasi dan perubahan iklim. Para tokoh agama menyatakan kekhawatiran mereka terkait meningkatnya kekerasan dan konflik yang mengancam martabat manusia, serta krisis lingkungan yang dipicu oleh eksploitasi alam.

"Seperti yang bisa dilihat dari kejadian beberapa dekade terakhir, dunia kita jelas sedang menghadapi dua krisis serius, dehumanisasi dan perubahan iklim," ujar Monsinyur Tri Harsono dalam pidatonya.

Deklarasi itu juga menyerukan agar para pemimpin agama mengambil tindakan nyata sesuai dengan ajaran agama masing-masing dalam menghadapi tantangan tersebut. Mereka juga menegaskan bahwa nilai-nilai dasar agama harus digunakan untuk mengatasi kekerasan, mendorong rekonsiliasi, dan membangun solidaritas demi menjaga martabat manusia.

"Kami menyerukan kepada semua pemimpin agama untuk bekerjasama dalam menanggapi krisis ini, mengidentifikasi penyebabnya, dan mengambil tindakan yang tepat," lanjut Tri Harsono.

Deklarasi Istiqlal juga menegaskan bahwa falsafah Pancasila yang menjadi dasar negara Indonesia, adalah landasan penting dalam menciptakan dialog antarumat beragama. Dialog ini dianggap sebagai sarana efektif untuk menyelesaikan konflik yang sering kali dipicu oleh penyalahgunaan agama.

"Dialog antarumat beragama harus diakui sebagai sarana yang efektif untuk menyelesaikan konflik-konflik lokal, regional, dan internasional," ungkap Ismail Cawidu.

Deklarasi Istiqlal 2024: Isi Lengkap

Berikut adalah poin-poin penting yang tercantum dalam Deklarasi Istiqlal 2024:

  1. Nilai-nilai agama harus dimajukan untuk mengalahkan budaya kekerasan dan ketidakpedulian yang ada di dunia. Nilai-nilai ini juga harus diarahkan untuk meningkatkan budaya hormat, martabat, bela rasa, rekonsiliasi, dan solidaritas persaudaraan.

  2. Para pemimpin agama harus bekerjasama untuk menghadapi krisis dehumanisasi dan lingkungan dengan mengenali penyebabnya dan mengambil tindakan tepat.

  3. Dialog antarumat beragama harus menjadi sarana utama untuk menyelesaikan konflik-konflik, terutama yang dipicu oleh penyalahgunaan agama.

  4. Lingkungan hidup yang sehat, damai, dan harmonis adalah elemen penting dalam kehidupan umat manusia. Semua pihak diimbau untuk mengambil langkah tegas dalam menjaga keutuhan lingkungan dan sumber dayanya.

Deklarasi itu diakhiri dengan seruan kepada semua orang yang berkehendak baik untuk bergandengan tangan dalam menjaga keutuhan lingkungan demi keberlanjutan kehidupan di bumi. Mereka mengingatkan bahwa generasi mendatang berhak mewarisi bumi yang lebih baik.

Pada kesempatan tersebut, Wakil Menteri Agama Saiful Rahmat Dasuki memberikan miniatur Masjid Istiqlal kepada Paus Fransiskus sebagai tanda kenang-kenangan dari Indonesia. Paus Fransiskus sebelumnya telah disambut hangat oleh Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas di Bandara Internasional Soekarno-Hatta pada (3/9/2024) dan bertemu dengan Presiden Joko Widodo di Istana Merdeka pada (4/9/2024).

Itu merupakan lawatan ketiga Paus ke Indonesia. Sebelumnya, Paus Paulus VI mengunjungi Indonesia pada tahun 1970, diikuti oleh Paus Yohanes Paulus II pada tahun 1989. Kehadiran Paus Fransiskus kali ini semakin mempererat hubungan antar umat beragama di Indonesia.

 

Berita Terkait Lainnya

  • Oleh MC KAB MERAUKE
  • Kamis, 10 Oktober 2024 | 08:39 WIB
Tokoh Agama Berperan Penting Meneruskan Informasi Pilkada kepada Jemaat
  • Oleh Wandi
  • Selasa, 8 Oktober 2024 | 14:48 WIB
Kemenag Serahkan SK Izin Operasional ke 100 Pesantren Formal