PIN Polio tidak Menghambat Imunisasi Rutin

: Seorang anak mendapatkan imunisasi polio tetes/Foto: Kemenkes


Oleh Putri, Sabtu, 27 Juli 2024 | 17:58 WIB - Redaktur: Untung S - 407


Jakarta, InfoPublik - Pelaksanaan Pekan Imunisasi Nasional (PIN) Polio tahap 2 yang sedang berlangsung di 27 provinsi di Indonesia menuai beragam respons dari masyarakat. Salah satunya ada ornag tua membawa anak-anak mereka karena bertepatan dengan jadwal imunisasi rutin lainnya seperti DPT2.

Direktur Pengelolaan Imunisasi Kementerian Kesehatan Prima Yosephine menjelaskan bahwa pemberian imunisasi polio tambahan yang dilakukan secara massal pada PIN Polio tidak menghambat layanan imunisasi rutin.

“Pelaksanaan PIN Polio tidak menghambat pelayanan imunisasi rutin. Vaksin polio tetes yang diberikan saat PIN aman untuk diberikan bersamaan dengan vaksin lainnya,” jelas Prima melalui keterangan resmi yang dikutip InfoPublik Sabtu (27/7/2024).

Baru-baru ini, beredar narasi “Setop Vaksin Polio Tipe 2” di media sosial. Narasi dalam video yang beredar menyebutkan, “seharusnya yang dilakukan untuk mencegah polio adalah meningkatkan imunitas, bukan dengan berkali-kali vaksin yang justru dapat menyebabkan wabah kembali jika diberikan kepada anak yang tidak sehat.”

Menurut Prima, pemberian vaksin polio tambahan saat PIN justru sangat penting dilakukan untuk mencapai kekebalan kelompok yang optimal.

Vaksin yang digunakan saat PIN adalah vaksin polio tetes (bivalent Oral Polio Vaccine/bOPV) yang dapat memberikan perlindungan terhadap virus polio tipe 2.

Apalagi, menurut penilaian risiko menggunakan tool standardisasi yang dikeluarkan oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), Indonesia dikategorikan sebagai wilayah risiko tinggi penularan polio.

Sebanyak 32 provinsi (84 persen) dan 399 kabupaten/kota (78 persen) di Indonesia masuk dalam kategori risiko tinggi polio. Prima mengatakan untuk menghentikan penularan, harus dilakukan pemberian imunisasi tambahan secara massal dan serentak dengan cakupan tinggi dan merata.

"Agar dicapai kekebalan kelompok yang optimal sehingga dapat menghentikan transmisi virus polio yang saat ini mengancam kesehatan anak-anak kita,” kata Prima.

Berdasarkan catatan Kemenkes, Kejadian Luar Biasa (KLB) Polio tipe 2 sejak akhir 2022 hingga saat ini dilaporkan terjadi di Provinsi Aceh, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Papua Tengah, Papua Pegunungan, Papua Selatan, dan Banten.

“Status KLB ini belum dicabut karena kasus masih saja terus dilaporkan. Ini artinya, penularan virus polio masih berlangsung bahkan dapat meluas ke wilayah lainnya,” kata Prima.

 

Berita Terkait Lainnya

  • Oleh Putri
  • Kamis, 17 Oktober 2024 | 08:05 WIB
RIPK: Strategi Terpadu Menuju Kebudayaan Nasional 2045