- Oleh Pasha Yudha Ernowo
- Jumat, 20 Desember 2024 | 21:44 WIB
: Ilustrasi Flayer Festival Musik Tradisi Indonesia (FMTI) (Foto: Dok Kemendikbudristek)
Oleh Pasha Yudha Ernowo, Senin, 8 Juli 2024 | 21:39 WIB - Redaktur: Untung S - 497
Jakarta, InfoPublik – Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) terus memajukan ekosistem musik tradisi Indonesia melalui program unggulannya, Festival Musik Tradisi Indonesia (FMTI). Dengan fokus pada pemajuan dan pelestarian musik tradisi, program ini telah berhasil diselenggarakan sejak 2021, mengunjungi berbagai lokasi strategis di Indonesia.
Sejak pertama kali digelar, FMTI telah menjadi wadah bagi musisi tradisional di berbagai daerah untuk mempertunjukkan karya-karya unggul mereka. Pada 2024 ini, festival akan diselenggarakan di tiga lokasi berbeda, yaitu Lampung, Tidore, dan Samarinda, dengan tujuan utama memperluas cakupan dan mengangkat nilai-nilai budaya lokal.
Festival pertama tahun ini, yang bertajuk Recaka Musik Lampung, akan digelar di Way Halim, Bandar Lampung, pada 13 hingga 14 Juli 2024. Acara ini tidak hanya bertujuan untuk memperkenalkan musik tradisi Lampung kepada masyarakat luas, tetapi juga untuk melestarikannya sebagai bagian integral dari kekayaan budaya Indonesia.
Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi, Nadiem Anwar Makarim, menegaskan komitmen pemerintah dalam mendukung dan mengembangkan musik tradisi sebagai salah satu identitas nasional yang penting.
“Musik tradisi tidak hanya mewakili kearifan lokal yang masih relevan hingga saat ini, tetapi juga merupakan jembatan untuk mempererat hubungan sosial dan kebudayaan di antara berbagai kelompok masyarakat,” ujar Mendikbudristek dalam keterangan resmi yang diterima InfoPublik, Senin (8/7/2024).
FMTI bukan hanya sekadar festival musik, melainkan juga sebuah upaya untuk memperkuat jati diri bangsa melalui pemajuan kebudayaan. Direktur Jenderal Kebudayaan Kemendikbudristek, Hilmar Farid, menjelaskan bahwa FMTI termasuk Recaka Musik Lampung merupakan bagian integral dari strategi nasional dalam melestarikan dan mengembangkan budaya Indonesia.
“Melalui festival ini, kami berharap generasi muda dapat lebih menghargai dan mencintai warisan budaya leluhur kita. Hal ini penting agar musik tradisi tidak hanya tetap hidup, tetapi juga berkembang dengan inovasi yang sesuai dengan zaman,” ungkap Hilmar.
Ahmad Mahendra, Direktur Perfilman, Musik, dan Media Kemendikbudristek, menyoroti peran Recaka Musik Lampung dalam menggali potensi seni musik tradisi Lampung dengan cara yang lebih mendalam. Mahendra menambahkan bahwa festival ini tidak hanya memberikan panggung bagi para musisi tradisional untuk tampil, tetapi juga menampilkan keragaman seni budaya lokal kepada masyarakat luas.
“Recaka Musik Lampung bukan sekadar festival musik, tetapi juga sebuah perayaan akan kekayaan budaya Lampung. Melalui inovasi dan eksplorasi baru dalam musik tradisional, kami berharap untuk menginspirasi dan memberdayakan generasi muda untuk melestarikan warisan budaya Indonesia,” tegas Mahendra.
Festival itu akan menampilkan 13 komunitas musik tradisional dari Lampung, lima pegiat kesenian, serta satu grup musik dari Sumatera Selatan. Di samping pertunjukan musik, akan ada pameran alat musik tradisional Lampung untuk memberikan pengalaman yang lebih mendalam kepada pengunjung.