BRIN dan Korea Selatan Jajaki Kerja Sama untuk Pengembangan MRI di Indonesia

: Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) melalui Organisasi Riset Elektronika dan Informatika (OREI) menjajaki kerja sama pengembangan MRI 0.6T yang relatif terjangkau dengan ISOL Technlogy Inc. dari Republik Korea / foto: BRIN


Oleh Mukhammad Maulana Fajri, Senin, 1 Juli 2024 | 16:03 WIB - Redaktur: Untung S - 307


Jakarta, InfoPublik – Badan Riset dan Inovasi Nasional melalui Organisasi Riset Elektronika dan Informatika (OREI)  bekerja sama dengan dengan ISOL Technlogy Inc. dari Republik Korea untuk mengembangkan MRI 0.6T.

Berdasarkan keterangan tertulis www.brin.go.id pada Senin (1/7/2024), Magnetic Resonance Imaging (MRI) merupakan alat pemeriksaan kesehatan dengan menggunakan teknologi magnetik dan gelombang radio untuk mengetahui kondisi tubuh berupa gambar organ, jaringan, dan sistem kerangka beresolusi tinggi.

Namun, ketersediaan produk MRI yang banyak digunakan saat ini merupakan produk MRI dengan spesifikasi skala diatas 1,5 T (T dibaca Tesla) yang dinilai mahal dan menggunakan sistem pendingin gas Helium (He) yang mungkin hanya tersedia di kota-kota besar.

Sehingga kerja sama pengembangan MRI 0.6T dilakukan dengan ISOL Technlogy Inc. dari Republik Korea melalui perwakilannya di Indonesia, PT. Wavetrack Sistem Indonesia. Penjajakan kerja sama itu dilakukan secara hibrida melalui Zoom dan di BRIN KST Samaun Samadikun pada Kamis (27/6/2024).

Kepala OREI BRIN, Budi Prawara, dalam sambutannya menyampaikan terkait rencana kerja sama yang akan dilakukan.

“OREI melihat adanya peluang untuk mengembangkan MRI dalam skala yang lebih kecil sehingga dapat diproduksi dengan harga yang relatif lebih terjangkau dan dapat digunakan untuk rumah sakit kecil di daerah bahkan hingga di fasilitas kesehatan masyarakat yang kecil seperti Puskesmas sehingga dapat meningkatkan mutu pelayanan kesehatan masyarakat,” ujar Budi.

Persoalan lainnya, bagaimana produk tersebut tidak bergantung pada gas He untuk sistem pendingin magnet MRI superkonduktor yang terdiri dari kumparan berbentuk selenoid yang terbuat dari paduan niobium atau titanum yang dikelilingi tembaga. Paduan itu mempunyai sifat resistansi nol terhadap arus listrik bila disusun di bawah 10 K (kilo volt ampere) atau 10.000 watt.

Kepala BRIN, Laksana Tri Handoko berharap agar pengembangan MRI tersebut dapat memberikan manfaat bagi seluruh pihak.

“Pengembangan MRI ini tidak hanya bentuk pengembangan aspek ilmu pengetahuan dan teknologi, namun juga dapat bermanfaat dalam pengembangan ekonomi. Kami berharap agar periset kami dapat memberikan kontribusi yang baik dalam melakukan riset dan inovasi pengembangan MRI sehingga dapat saling menguntungkan para pihak,” ucap Handoko.

Handoko juga berharap agar pengembangan MRI yang telah disesuaikan dengan keadaan Indonesia dapat memanfaatkan beberapa skema pendanaan di BRIN.

“BRIN memiliki beberapa skema pendanaan riset yang dapat dimanfaatkan oleh periset BRIN untuk mendukung rencana pengembangan MRI ini sehingga dapat pula meningkatkan kompetensi periset BRIN,” tutup Handoko.

Direktur ISOL Technology Inc. Heung Kyu Lee, sebagai rekan kerja sama pengembangan MRI tersebut berharap agar kerja sama itu dapat menyelaraskan pengembangan teknologi medis dan masyarakat.

“Kebutuhan produk medis di Asia Tenggara berkembang dengan pesat namun memiliki hambatan yang tinggi. Dengan kolaborasi ini tentunya akan memberikan kontribusi signifikan terhadap pelayanan kesehatan dan pembangunan industri di Indonesia,” ujar Lee.

Pengembangan MRI 0.6T itu akan melibatkan beberapa pihak di BRIN, diantaranya Deputi Pemanfaatan Riset dan Inovasi dengan dukungan regulasi dengan Kementerian Kesehatan serta pada saat proses pengujian. Diharapkan produk hasil pengembangan MRI ini tidak hanya dapat dipasarkan di Indonesia tetapi juga di luar negeri seperti ASEAN, Timur Tengah, Bangladesh, India dan negara berkembang lainnya.

 

Berita Terkait Lainnya

  • Oleh Mukhammad Maulana Fajri
  • Senin, 30 September 2024 | 18:17 WIB
BRIN dan LPDP Perkuat Komersialisasi Riset melalui RIIM Award 2024
  • Oleh Mukhammad Maulana Fajri
  • Senin, 30 September 2024 | 13:55 WIB
BRIN - LPDP Gelontorkan Rp430 Miliar untuk Program Riset dan Inovasi Indonesia Maju 2024
  • Oleh Mukhammad Maulana Fajri
  • Senin, 30 September 2024 | 08:48 WIB
BRIN Kembangkan TRIGRSMap untuk Mitigasi Bencana Tanah Longsor Berbasis Data Hujan
  • Oleh Mukhammad Maulana Fajri
  • Senin, 30 September 2024 | 08:51 WIB
BRIN dan LPDP Anugerahkan RIIM Award 2024 untuk Tim Riset Unggulan Indonesia
  • Oleh Mukhammad Maulana Fajri
  • Kamis, 26 September 2024 | 21:20 WIB
BRIN Paparkan Astronomi dalam Manuskrip Sunda
  • Oleh Mukhammad Maulana Fajri
  • Rabu, 25 September 2024 | 16:37 WIB
Kolaborasi Riset BRIN dan James Cook University Ungkap Penyebab Paus Terdampar di NTT
  • Oleh Farizzy Adhy Rachman
  • Senin, 23 September 2024 | 14:54 WIB
BRIN dan IAEA Bahas Pengembangan Infrastruktur Energi Nuklir di Indonesia