- Oleh Jhon Rico
- Selasa, 26 November 2024 | 09:40 WIB
: Wamenkes Dante Saksono Harbuwono membuka secara daring acara Launching Sistem Penanggulangan Gawat Darurat Terpadu melalui NCC, PCC, dan PSC 119/Foto: Kemenkes
Jakarta, InfoPublik – Wakil Menteri Kesehatan (Wamenkes) Dante Saksono Harbuwono menekankan pentingnya integrasi dan kolaborasi antara National Command Center (NCC), Province Command Center (PCC), dan Public Safety Center 119 (PSC 119) dalam penanggulangan kegawatdaruratan terpadu. Langkah ini merupakan bagian dari pilar ketiga transformasi kesehatan yang berfokus pada penguatan sistem ketahanan kesehatan di Indonesia.
Hal ini disampaikan Dante saat membuka acara Launching Sistem Penanggulangan Gawat Darurat Terpadu secara daring, yang berlangsung di Kota Mataram, Nusa Tenggara Barat (NTB), Jumat (5/10/2024).
“Salah satu langkah nyata adalah memperkuat sistem penanggulangan kegawatdaruratan terpadu melalui penguatan NCC, PCC, dan PSC 119 yang terintegrasi di seluruh kabupaten/kota di Indonesia,” ujar Dante dalam keterangan resminya.
Dante menjelaskan bahwa pentingnya kolaborasi ini semakin nyata, mengingat data Januari hingga Agustus 2024 mencatat 16.670 kasus trauma dan 23.244 kasus non-trauma di Indonesia.
Kolaborasi dalam penanganan kegawatdaruratan, terutama di pra-fasilitas kesehatan, melibatkan berbagai elemen seperti layanan call center darurat, sistem komunikasi, tim medis responsif, ambulans, pemberdayaan masyarakat, serta peningkatan kapasitas tim medis.
Saat ini, Indonesia memiliki 367 PSC, di mana 89 PSC telah terintegrasi, sementara 278 PSC lainnya sedang dalam proses integrasi.
Untuk mempercepat integrasi ini, Dante menekankan perlunya standar layanan sumber daya manusia (SDM), infrastruktur, serta sistem pelaporan yang memadai sebagai pedoman operasional PSC. “Hari ini, kami meluncurkan sistem informasi NCC, PCC, dan PSC 119 yang terintegrasi dengan sistem kesehatan nasional, untuk memperkuat sistem kesehatan di Indonesia,” tambah Dante.
Sekretaris Jenderal Kementerian Kesehatan, Kunta Wibawa Dasa Nugraha, menegaskan pentingnya integrasi dan standardisasi sistem pelaporan pada sistem penanggulangan gawat darurat terpadu. “Meskipun ada beberapa lapisan, yang terpenting adalah standardisasi. Hal ini akan memastikan laporan dan koordinasi dapat berjalan dengan baik,” jelas Kunta.
Selain integrasi sistem, Kunta juga menekankan kepada sekitar 400 petugas PSC 119 yang hadir tentang pentingnya peningkatan kapasitas dan kompetensi teknis tenaga medis. Ia menambahkan bahwa pelatihan harus terus dilakukan agar standardisasi layanan bisa tercapai, serta memastikan sistem kegawatdaruratan yang efisien dan efektif.
"Peningkatan layanan kegawatdaruratan ini sangat penting karena kecelakaan lalu lintas merupakan salah satu penyebab kematian tertinggi di Indonesia," tegas Kunta.
Pada kesempatan yang sama, Sekretaris Daerah Provinsi NTB, Lalu Gita Ariadi, mengucapkan terima kasih atas dipilihnya NTB sebagai tuan rumah Launching Sistem Penanggulangan Gawat Darurat Terpadu. Menurut Lalu, ada tiga alasan utama mengapa NTB layak menjadi lokasi peluncuran.
Pertama, keberadaan Sirkuit Mandalika Lombok sebagai destinasi sport tourism dunia membutuhkan sistem penanganan kegawatdaruratan yang ketat. Kedua, NTB adalah destinasi utama sport tourism. Ketiga, NTB berada di ring of fire yang rawan bencana alam, termasuk ancaman vulkanik dan hidrometeorologi.
“Sebelas dari empat belas potensi ancaman bencana darurat, baik vulkanik seperti gunung berapi, maupun hidrometeorologi seperti angin puting beliung dan tanah longsor, ada di NTB,” ujar Lalu.