- Oleh Untung Sutomo
- Sabtu, 23 November 2024 | 09:26 WIB
: Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Republik Indonesia/ foto: BRIN
Oleh Mukhammad Maulana Fajri, Senin, 30 September 2024 | 08:48 WIB - Redaktur: Untung S - 270
Jakarta, InfoPublik – Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) tengah mengembangkan Sistem Informasi TRIGRS sebagai langkah mitigasi bencana tanah longsor. Sistem ini menggunakan model matematika berbasis data hujan untuk memprediksi potensi tanah longsor di berbagai wilayah Indonesia.
Peneliti Pusat Riset Kebencanaan Geologi BRIN, Khori Sugianti, menjelaskan bahwa TRIGRS memungkinkan pengambilan keputusan yang lebih tepat dan cepat dalam menghadapi potensi longsor. "TRIGRSMap merupakan pengembangan perangkat lunak berupa plug-in QGIS berbasis TRIGRSMap yang digunakan untuk mengetahui kestabilan lereng terhadap tingkat kerentanan tanah longsor yang dipengaruhi curah hujan secara spasial dan temporal," jelas Khori, dikutip dari siaran pers BRIN pada Minggu (29/9/2024).
Sistem ini menghitung kestabilan lereng dengan memanfaatkan kombinasi kondisi topografi, data hujan, dan kondisi lereng. TRIGRSMap memodelkan bagaimana air hujan meresap ke dalam tanah, memperhitungkan seberapa dalam air menembus lapisan tanah dan lereng. Proses infiltrasi ini berkontribusi terhadap penurunan kekuatan tanah, yang berpotensi mengurangi stabilitas lereng.
"TRIGRSMap menghitung stabilitas lereng menggunakan parameter-parameter geoteknik seperti DEM, kemiringan lereng, arah aliran, kondisi tanah, dan kondisi keairan. Berdasarkan parameter ini, TRIGRSMap menghasilkan grid peta yang menunjukkan area paling rentan terhadap tanah longsor. Sistem ini juga dapat mengintegrasikan data curah hujan secara real-time dari lokasi tertentu," tambah Khori.
Cara kerja TRIGRSMap melibatkan pemrosesan data curah hujan untuk menghitung potensi gangguan lereng dan mengidentifikasi kapan ambang batas kekuatan tanah terlampaui. Hasil analisis ini diintegrasikan ke dalam peta peringatan dini, yang dapat digunakan oleh pemerintah dan masyarakat sebagai rekomendasi strategis dalam tata ruang daerah. Hal ini diharapkan dapat mengurangi risiko bencana tanah longsor di masa depan, misalnya dengan evakuasi dini atau penguatan infrastruktur di daerah rawan longsor.
Pengembangan TRIGRSMap diharapkan dapat mendukung pihak terkait dalam memperkuat strategi mitigasi bencana, khususnya di wilayah pegunungan dan perbukitan yang rawan longsor. Integrasi TRIGRSMap dengan sistem pemantauan cuaca dan geologi nasional akan meningkatkan kesiapsiagaan masyarakat dan pihak terkait.
Dengan penerapan teknologi ini, BRIN berharap dapat membantu dalam pengambilan kebijakan dan memberikan rekomendasi strategis dalam tata ruang untuk mengurangi risiko korban jiwa serta kerugian ekonomi akibat tanah longsor di masa mendatang.