Dokter Arab Saudi Lakukan Operasi Jantung Anak Gratis di RSUP Adam Malik

: Menkes Budi Gunadi bersama dokter asal Arab Saudi/Foto: Kemenkes


Oleh Putri, Senin, 1 Juli 2024 | 10:27 WIB - Redaktur: Untung S - 287


Jakarta, InfoPublik - Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Adam Malik di Kota Medan kembali bekerja sama dengan King Salman Relief dari Arab Saudi, untuk menggelar operasi jantung kompleks secara gratis khusus bagi pasien anak di Sumatra Utara. 

Kehadiran tim dari Arab Saudi menjadikan RSUP Adam Malik sebagai satu-satunya rumah sakit (RS) di Pulau Sumatra yang mampu melakukan operasi bedah jantung anak.

Selama ini, kasus-kasus jantung anak selalu dirujuk ke RS di Jakarta, yang menyebabkan keluarga pasien menanggung biaya tinggi, dan RS memiliki antrean panjang untuk jadwal operasi.

Kegiatan operasi jantung khusus untuk kasus-kasus sulit oleh King Salman Relief ini merupakan yang kedua kalinya setelah yang pertama menyasar pasien dewasa telah sukses dilaksanakan pada 20-27 Mei 2024.

Operasi jantung periode kedua berlangsung selama satu minggu dari 25 Juni hingga 2 Juli 2024 dengan harapan dapat menangani 30 pasien anak. Hingga 28 Juni, tercatat sudah 17 pasien anak dengan kelainan jantung bawaan yang telah menjalani operasi.

Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin bersama Duta Besar (Dubes) Kerajaan Arab Saudi untuk Indonesia Faisal Abdullah H Amodi meninjau langsung pelaksanaan operasi jantung tersebut pada Jumat (28/6/2024).

Menurut data Kemenkes, Penyakit Jantung Bawaan (PJB) pada anak masih menjadi masalah besar di Indonesia. Diperkirakan, dari 4,8 juta bayi yang lahir setiap tahunnya, sekitar 0,025 persen atau 12 ribu anak mengalami PJB sianotik.

Namun, kata Menkes Budi melalui keterangan resminya Sabtu (29/6/2024) penanganan PJB anak terkendala oleh kurangnya jumlah RS dan dokter bedah jantung anak di Indonesia, sehingga banyak kasus yang tidak tertangani.

“Kapasitas dokter-dokter kita dan RS hanya dapat menangani 6.000 dari 12 ribu setiap tahunnya. Jadi, ada 6.000 anak setiap tahun tidak bisa dilayani dan banyak dari mereka yang meninggal,” kata Menkes Budi.

Untuk itu, Kemenkes bekerja sama dengan pihak luar negeri yang bersedia mengirimkan dokter-dokternya ke Indonesia untuk dua hal. Pertama, memberikan layanan yang selama ini belum bisa kita berikan di daerah-daerah tertentu.

Kemudian kedua, mempercepat peningkatan kemahiran dokter-dokter Indonesia untuk melakukan tindakan-tindakan yang sangat dibutuhkan masyarakat, tetapi belum memiliki keahlian yang memadai untuk melakukannya.

Menkes Budi berpesan kepada para dokter Indonesia yang terlibat agar memanfaatkan kesempatan ini sebaik-baiknya untuk menyerap ilmu dari para dokter asing. Pengetahuan dan keterampilan yang diperoleh diharapkan dapat diimplementasikan untuk membantu lebih banyak pasien di Indonesia.

“Saya berterima kasih kepada Kerajaan Arab Saudi, teman dan kolega dari tim medis untuk  semua yang telah dilakukan untuk menyelamatkan anak-anak Indonesia. Ini tidak hanya membuat para orang tua senang, tapi juga berkontribusi bagi kemanusiaan,” kata Menkes Budi.

Pada kesempatan yang sama, Dubes Faisal mengatakan kerja sama kali ini merupakan bentuk bantuan dan arahan langsung dari Raja Arab Saudi Salman bin Abdulaziz dan Pangeran Muhammad bin Salman untuk Pemerintah Indonesia dalam mengatasi berbagai masalah internasional, termasuk masalah kesehatan.

“Program kerja sama yang telah terlaksana ini menunjukkan adanya kerja sama yang sangat erat antara Pemerintah Indonesia dan Kerajaan Arab Saudi,” kata Faisal.

Direktur Utama RSUP Adam Malik Zainal Safri mengatakan kehadiran dokter dari Arab Saudi sangat membantu dalam menangani penyakit jantung kompleks di Medan.

"Sehingga akses masyarakat terhadap layanan kesehatan tersebut menjadi lebih dekat dan lebih murah," kata Zainal.

Ia mencontohkan, salah satu pasiennya Andi (14 tahun), yang telah menderita penyakit jantung sejak usia 6 tahun dengan gejala sesak napas berat. Saat menginjak usia 10 tahun, Andi mengalami sesak hebat dan disarankan untuk dirujuk ke RSJPD Harapan Kita di Jakarta.

Namun, keterbatasan biaya mengharuskan Andi menjalani pengobatan di Medan. Zainal mengatakan masalahnya tidak semua orang punya uang untuk tinggal di Jakarta.

"Kalau hanya menggunakan BPJS Kesehatan mungkin bisa, tapi pasti ada biaya-biaya lain yang harus dikeluarkan oleh keluarga selama menemani di Jakarta,” kata Zainal.

Pada April 2024, Andi kembali mengalami sesak napas hebat dan dirawat kembali di RSUP Adam Malik Medan. Dokter masih menyarankan hal yang sama, yaitu dirujuk ke Jakarta.

Beruntung Andi mendapatkan kesempatan menjadi salah satu pasien jantung anak yang dioperasi dalam periode kedua kegiatan King Salman Relief ini.

 

Berita Terkait Lainnya

  • Oleh Putri
  • Sabtu, 5 Oktober 2024 | 00:56 WIB
Penggunaan Obat agar Perhatikan Resiko Resistensi Bakteri
  • Oleh Putri
  • Sabtu, 5 Oktober 2024 | 00:55 WIB
Kemenkes: Patuhi Aturan Konsumsi Obat Antibiotika
  • Oleh Putri
  • Sabtu, 5 Oktober 2024 | 00:54 WIB
Infeksi Akibat Resisten Obat Harus Ditangani dengan Tepat
  • Oleh Pasha Yudha Ernowo
  • Jumat, 4 Oktober 2024 | 18:14 WIB
KPK Tetapkan Tiga Tersangka dalam Kasus Korupsi Pengadaan APD di Kemenkes
  • Oleh Putri
  • Selasa, 1 Oktober 2024 | 21:45 WIB
Kunjungan Wisman ke Indonesia Capai 1,34 Juta pada Agustus 2024