- Oleh Farizzy Adhy Rachman
- Selasa, 5 November 2024 | 14:32 WIB
: Sekjen Anwar saat menjadi pembicara di Ministreal Lecture yang diselenggarakan Kemnaker dan Universitas Dipenogoro Semarang pada Jumat (4/10/2024)/Foto : Biro Humas Kemanaker
Oleh Farizzy Adhy Rachman, Jumat, 4 Oktober 2024 | 18:37 WIB - Redaktur: Untung S - 281
Jakarta, InfoPublik – Sekretaris Jenderal (Sekjen) Kementerian Ketenagakerjaan (Kemnaker), Anwar Sanusi, menyampaikan bahwa peningkatan mutu pelatihan vokasi akan difokuskan pada empat strategi utama yang melibatkan kerja sama dengan industri dan penyempurnaan kurikulum. Hal tersebut diungkapkan saat ia menjadi pembicara dalam acara Ministerial Lecture di Universitas Diponegoro, Semarang, Jawa Tengah, pada Jumat (4/10/2024).
Anwar menjelaskan bahwa strategi pertama adalah menerapkan konsep link and match dengan pasar kerja, di mana industri dilibatkan secara langsung dalam penyusunan standar kompetensi program dan kurikulum pelatihan. “Keterlibatan industri sangat penting agar pelatihan vokasi bisa menjawab kebutuhan nyata di lapangan,” ujarnya dalam keterangan yang diterima InfoPublik.
Strategi kedua adalah penyempurnaan komposisi keterampilan (skills) dalam kurikulum. Kemnaker menekankan pentingnya penguatan technical skills, soft skills, dan digital skills untuk memastikan lulusan tidak hanya menguasai keterampilan teknis, tetapi juga dapat beradaptasi dengan tuntutan digitalisasi serta memiliki kemampuan interpersonal yang baik.
Selanjutnya, strategi ketiga mencakup reorientasi kejuruan dengan menyesuaikan program pelatihan berdasarkan potensi dan kebutuhan daerah. Anwar menyatakan bahwa penyesuaian ini penting agar lulusan vokasi dapat memberikan kontribusi optimal bagi pengembangan daerah masing-masing.
Strategi keempat menekankan pada komitmen Kemnaker dalam memperkuat kerja sama dengan industri selama penyelenggaraan pelatihan vokasi. Kolaborasi ini dilakukan untuk memastikan lulusan memiliki kompetensi yang sesuai dengan standar industri dan siap bersaing di pasar kerja.
“Kemnaker berkomitmen meningkatkan kualitas pelatihan vokasi guna mencetak tenaga kerja yang kompeten dan siap bersaing di pasar kerja. Hal ini bertujuan menurunkan angka pengangguran dan kemiskinan, serta mewujudkan visi Indonesia Emas 2045 melalui angkatan kerja yang mahir di bidangnya,” tambah Anwar.
Ia juga berharap, dengan implementasi keempat strategi tersebut, Indonesia akan memiliki tenaga kerja yang lebih siap menghadapi tantangan dunia kerja modern. “Kualitas tenaga kerja sangat menentukan daya saing bangsa, dan pelatihan vokasi adalah salah satu kunci utama untuk mewujudkan hal itu,” pungkasnya.
Sebagai informasi, Ministerial Lecture ini diselenggarakan oleh Kementerian Ketenagakerjaan bekerja sama dengan Universitas Diponegoro, Semarang. Acara ini mengangkat tema "Peluang dan Tantangan Kerja di Era 5.0", dan dihadiri oleh seluruh civitas akademika UNDIP serta masyarakat Semarang.