- Oleh Putri
- Sabtu, 28 Desember 2024 | 06:39 WIB
: Direktur Utama BPJS Kesehatan Ghufron Mukti mengatakan untuk pelayanan radioterapi dan kemoterapi juga terus dilakukan untuk mempermudah akses bagi peserta/Foto: BPJS Kesehatan
Jakarta, InfoPublik – Kian meningkatnya kasus penyakit kanker di Indonesia saat ini masih menjadi perhatian. Direktur Utama BPJS Kesehatan Ghufron Mukti menyebut adanya tren peningkatan kasus penyakit kanker, bisa berdampak terhadap pembiayaan yang semakin tinggi.
Beberapa tahun terakhir, jumlah pelayanan maupun biaya klaim terhadap pelayanan penyakit kanker terus mengalami peningkatan yang signifikan. Pada penyelenggaraan Program JKN, total biaya pelayanan terhadap penyakit kanker mencapai Rp6,5 triliun dengan 3.461.508 kasus.
"Hal itu juga mendorong bukan hanya pada upaya pencegahan namun juga pada kendali mutu dan biaya. Penerapan kendali mutu dan biaya bisa menjadi alternatif untuk menekan kasus penyakit kanker," kata Ghufron seperti yang dikutip InfoPublik Selasa (6/2/2024).
Lanjutnya, untuk mengimplementasikan kendali mutu dan biaya, BPJS Kesehatan telah menunjukkan komitmennya dalam peningkatan mutu dan cakupan penjaminan layanan kesehatan terhadap penyakit kanker.
Adanya perbaikan tarif klaim, penambahan jenis obat kemoterapi yang dijamin Program JKN hingga penambahan kerja sama fasilitas kesehatan, Ghufron mengatakan untuk pelayanan radioterapi dan kemoterapi juga terus dilakukan untuk mempermudah akses bagi peserta.
Bukan hanya itu, penguatan upaya promotif dan preventif juga terus dilakukan dengan optimalisasi peran Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP) untuk melaksanakan Program Skrining Kanker Serviks, Kanker Payudara, Kanker Paru, dan Kanker Usus.
"Pelaksanaan skrining diberikan secara selektif melalui Skrining Riwayat Kesehatan untuk mendeteksi risiko penyakit dan mencegah dampak lanjutan dari risiko penyakit. Nantinya, peserta dengan hasil Skrining Riwayat Kesehatan berisiko akan mendapatkan Whatsapp Blast untuk berkonsultasi ke dokter FKTP," kata Ghufron.
Pada 2023 sebanyak 39,6 juta peserta sudah mengikuti skrining riwayat kesehatan. Selain itu BPJS Kesehatan juga menjamin layanan skrining kanker serviks melalui IVA, papsmear, dan krioterapi bekerjasama dengan FKTP serta skrining untuk kanker payudara melalui Sadanis.
Upaya edukasi melalui berbagai program Komunikasi, Informasi maupun Edukasi (KIE) juga terus digalakkan, melalui berbagai media termasuk media sosial. BPJS Kesehatan juga menggencarkan olah raga bersama.
"Untuk itu, kolaborasi dan sinergi yang kuat dari seluruh pemangku kepentingan sangat dibutuhkan, termasuk pemerintah, organisasi profesi hingga fasilitas kesehatan sehingga bisa membantu menciptakan kebijakan yang efektif dan bisa menekan angka kasus penyakit kanker di Indonesia," kata Ghufron.