Cegah dan Kendalikan Hipertensi Dengan Perilaku Hidup Sehat

:


Oleh Putri, Rabu, 17 Mei 2017 | 21:14 WIB - Redaktur: Juli - 400


Jakarta, InfoPublik - Kementerian Kesehatan mengimbau agar semua pihak baik pemerintah, swasta maupun masyarakat dapat berpartisipasi, mendukung upaya pencegahan dan pengendalian hipertensi, serta menerapkan perilaku hidup sehat yang dapat dimulai dari keluarga.

"Faktor risiko hipertensi dapat dikendalikan dengan deteksi dini dan pengobatan segera, menerapkan perilaku CERDIK dari waktu ke waktu dan seumur hidup," kata Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular dr. Lily Sulistyowati pada peringatan Hari Hipertensi Dunia, di Jakarta, Rabu (17/5).

Perilaku Cerdik adalah Cek Kesehatan secara teratur, Enyahkan asap rokok dan jangan merokok. Rajin melakukan aktivitas fisik minimal 30 menit sehari, seperti berolahraga. Diet yang seimbang, Istirahat yang cukup, dan Kelola stress.

Lily menjelaskan, peringatan hari hipertensi dunia dimaksudkan untuk meningkatkan pemahaman dan kesadaran masyarakat yang dapat dimulai dari keluarga, karena hipertensi yang tidak mendapat penanganan yang baik akan menyebabkan komplikasi seperti Stroke, Penyakit Jantung Koroner, Diabetes, Gagal Ginjal dan Kebutaan.

Disebutkan penyebab kematian tertinggi diketahui akibat Stroke yaitu sekitar 51 persen, dan Penyakit Jantung Koroner 45 persen, merupakan penyebab kematian tertinggi.

Kerusakan organ target akibat komplikasi Hipertensi akan tergantung kepada besarnya peningkatan tekanan darah dan lamanya kondisi tekanan darah yang tidak terdiagnosis dan tidak diobati. Organ-organ tubuh yang menjadi target antara lain otak, mata, jantung, ginjal, dan dapat juga berakibat kepada pembuluh darah arteri perifer itu sendiri.

Prevalensi Hipertensi nasional berdasarkan Riskesdas 2013 sebesar 25,8 persen tertinggi di Kepulauan Bangka Belitung (30,9 persen), sedangkan terendah ada di Papua (16,8 persen).

Berdasarkan data tersebut dari 25,8 persen orang yang mengalami hipertensi hanya 1/3 yang terdiagnosis, sisanya 2/3 tidak terdiagnosis. Data menunjukkan hanya 0,7 persen orang yang terdiagnosis tekanan darah tinggi, dan minum obat Hipertensi.

"Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar penderita Hipertensi tidak menyadari telah menderita Hipertensi ataupun mendapatkan pengobatan," ujarnya.