Wamenag Puji Tradisi Gotong Toapekong di Kota Tangerang sebagai Warisan Budaya

: Tradisi 12 tahunan yang dirayakan oleh masyarakat Tionghoa ini telah resmi ditetapkan sebagai Warisan Budaya Tak Benda Indonesia, sebuah pencapaian yang semakin memperkuat keberagaman budaya bangsa/Foto Istimewa/Humas Kemenag.


Oleh Wandi, Minggu, 22 September 2024 | 07:17 WIB - Redaktur: Untung S - 446


Tangerang, InfoPublik – Wakil Menteri Agama (Wamenag) RI, Saiful Rahmat Dasuki, menyampaikan apresiasi atas suksesnya prosesi Gotong Toapekong yang digelar di Kota Tangerang pada Sabtu (21/9/2024). Tradisi Tionghoa yang diadakan setiap 12 tahun sekali ini telah resmi ditetapkan sebagai Warisan Budaya Tak Benda Indonesia, sebuah pencapaian yang semakin memperkokoh keragaman budaya bangsa.

"Kami atas nama pemerintah, khususnya Kementerian Agama, memberikan apresiasi yang setinggi-tingginya kepada panitia, Pengurus Boen Tek Bio, serta seluruh masyarakat yang berkontribusi dalam penyelenggaraan kegiatan ini," ungkap Wamenag dalam keterangan resminya.

Acara itu juga dihadiri oleh tokoh-tokoh penting seperti Sinta Nuriyah Abdurrahman Wahid (Istri Presiden ke-4 RI), Menteri Tenaga Kerja Ida Fauziyah, Dirjen Bimas Buddha Kemenag Supriyadi, Pj Walikota Tangerang Nurdin, Pj Bupati Tangerang Andi Ony, dan Ketua Perkumpulan Boen Tek Bio Ruby Santamoko.

Wamenag menjelaskan bahwa Gotong Toapekong adalah sebuah tradisi yang berlangsung setiap 12 tahun sekali, tepatnya pada tahun Naga, di Kota Tangerang. Menurutnya, tradisi ini merupakan bagian dari kekayaan budaya Indonesia yang harus dijaga dengan semangat toleransi dan moderasi beragama.

"Selamat atas ditetapkannya prosesi ini sebagai Warisan Budaya Tak Benda. Semoga ini menjadi inspirasi bagi kita semua untuk terus menjaga dan melestarikan budaya-budaya leluhur kita," tambah Wamenag.

Perayaan dengan Tema "Moderasi dan Kolaborasi"

Perayaan tahun ini mengusung tema "Moderasi dan Kolaborasi sebagai Wujud Kerukunan Bangsa yang Harmonis". Acara berlangsung meriah dengan arak-arakan figur Dewi Kwan Im Hud Chouw, serta parade budaya Nusantara yang menampilkan kekayaan seni dan budaya dari berbagai daerah. Atraksi yang ditampilkan antara lain tari-tarian daerah, fashion show busana daerah, marching band, barong sai, reog, kera sakti, hadrah, marawis, serta berbagai penampilan seni budaya lainnya.

Ketua Perkumpulan Boen Tek Bio, Ruby Santamoko, menyoroti dua aspek penting dari prosesi Gotong Toapekong ini. Pertama, acara ini bertujuan untuk melestarikan budaya dan tradisi yang telah berlangsung selama 168 tahun. Kedua, prosesi ini juga memberikan pendidikan kepada generasi muda agar mereka dapat meneruskan dan menjaga tradisi ini dengan baik di masa mendatang.

"Ini adalah bagian dari tanggung jawab kita untuk mewariskan budaya kepada generasi penerus, agar tradisi ini dapat terus berlangsung dengan baik," jelas Ruby.

 

 

 

Berita Terkait Lainnya

  • Oleh Mukhammad Maulana Fajri
  • Kamis, 26 Desember 2024 | 07:45 WIB
PC Fatayat NU Gelar Seminar Moderasi Beragama untuk Keluarga Maslahah di Depok
  • Oleh MC KOTA TIDORE
  • Kamis, 26 Desember 2024 | 11:57 WIB
Semarak Open House Natal 2024, Wujud Harmoni dan Toleransi di Tidore Kepulauan
  • Oleh MC KAB AGAM
  • Jumat, 20 Desember 2024 | 09:03 WIB
Sinergi Baznas dan UPZ: Tingkatkan Efisiensi Pengelolaan ZIS di Agam
  • Oleh MC KAB KAYONG UTARA
  • Kamis, 19 Desember 2024 | 19:48 WIB
Batik Liberika Kayong Utara: Warisan Budaya yang Memikat di Wastra Kalbar 2024