Kabupaten Mimika Lakukan Percepatan Eliminasi Malaria

: Menkes Budi Gunadi Sadikin saat secara resmi meluncurkan inovasi program percepatan eliminasi malaria “TEMPO KAS TUNTAS” di Kabupaten Mimika, Provinsi Papua Tengah/Foto: Kemenkes


Oleh Putri, Sabtu, 21 September 2024 | 17:08 WIB - Redaktur: Untung S - 81


Jakarta, InfoPublik - Pentingnya menjaga kesehatan masyarakat dengan memahami pola penyakit dan pola penyebarannya pada populasi tertentu di suatu daerah agar dapat mencegahnya melalui upaya promotif dan preventif.

Hal tersebut disampaikan Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin saat secara resmi meluncurkan inovasi program percepatan eliminasi malaria “TEMPO KAS TUNTAS” di Kabupaten Mimika, Provinsi Papua Tengah.

“Karena strategi kesehatan paling benar itu seharusnya melalui upaya promotif dan preventif. Dari segi biaya, jauh lebih murah. Dari sisi kualitas hidup, juga jauh lebih baik,” kata Menkes Budi melalui keterangan resmi yang dikutip InfoPublik Sabtu (21/9/2024).

Pada 2023, kasus malaria di Indonesia tercatat sebanyak 418.546 kasus. Jumlah tersebut menjadikan malaria sebagai penyakit menular dengan angka kasus tertinggi kedua setelah tuberkulosis (TBC).

Menkes Budi mengatakan malaria ini termasuk penyakit menular dengan angka kasus tertinggi kedua di Indonesia setelah Tuberkulosis (TB). Maka, perlu dilakukan upaya pencegahan supaya masyarakat itu jangan sampai sakit.

Ia juga menyampaikan upaya pencegahan malaria yang dapat dilakukan, mulai dari edukasi hingga skrining untuk mengurangi faktor risiko. Edukasi pencegahan malaria dapat dilakukan mulai dari mengajak masyarakat untuk memasang kelambu saat tidur.

"Kemudian menggunakan losion anti-nyamuk, minum obat secara massal (momal) untuk mencegah komunitas tersebut terkena malaria, serta rajin melakukan skrining melalui tes RDT sehingga dapat mengurangi faktor risiko apabila terkena malaria,” kata Menkes Budi.

Program percepatan eliminasi malaria diberi nama Tempo Kas Tuntas, yang merupakan singkatan dari Tanggulangi Eliminasi Malaria melalui Periksa darah, Obati dan Awasi Kepatuhan Pengobatan Sampai Tuntas.

Inovasi ini berfokus pada intervensi pada manusia dan vektor melalui upaya penemuan kasus, pengobatan sesuai standar, pengawasan konsumsi obat sampai tuntas, pemantauan pasca-pengobatan, serta intervensi vektor pada daerah dengan kasus positif.

Plt. Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kemenkes Yudhi Pramono mengungkapkan penurunan kasus malaria di kabupaten/kota di Tanah Papua akan berdampak signifikan pada penurunan angka kasus malaria di seluruh Indonesia, yang pada akhirnya berkontribusi pada capaian eliminasi malaria secara nasional.

“Percepatan penurunan kasus secara intensif akan segera dilakukan dengan cara peningkatan penemuan kasus, pengobatan tuntas, dan pengendalian vektor secara terpadu, serta pemberdayaan masyarakat di wilayah tinggi kasus malaria,” kata Yudhi.

Pj. Gubernur Papua Tengah Dr. Ribka Haluk menyampaikan bahwa Papua Tengah jadi salah satu wilayah dengan kasus malaria yang masih tinggi.

"Eliminasi malaria menjadi fokus kita, jadi perlu adanya kolaborasi lintas sektor mulai dari pemerintah pusat dan daerah, juga dukungan dari organisasi internasional untuk mewujudkan wilayah Papua bebas malaria,” kata Ribka.

 

Berita Terkait Lainnya

  • Oleh Putri
  • Sabtu, 21 September 2024 | 17:05 WIB
Kolaborasi Kemenkes-BRIN Gelar Simulasi Kegawatdaruratan Medis
  • Oleh Pasha Yudha Ernowo
  • Jumat, 20 September 2024 | 17:11 WIB
Satu Dekade JKN: KPK Tegaskan Pentingnya Tata Kelola Akuntabel untuk Cegah Fraud
  • Oleh Putri
  • Jumat, 20 September 2024 | 06:00 WIB
Cegah Bunuh Diri, Kemenkes Ajak Remaja Bicara soal Kesehatan Mental
  • Oleh Putri
  • Kamis, 19 September 2024 | 21:47 WIB
Pentingnya Meningkatkan Ketepatan Diagnosis demi Keselamatan Pasien
  • Oleh Putri
  • Kamis, 19 September 2024 | 21:46 WIB
Kemenkes Imbau Masyarakat Bijak Konsumsi Antibiotik