- Oleh Eko Budiono
- Selasa, 15 April 2025 | 17:04 WIB
: Sejumlah aktivis kemanusiaan melakukan unjuk rasa di depan Gedung Sarinah, Jakarta, Senin (7/4/2025). Aksi yang dilakukan tenaga medis, mahasiswa, relawan, serta masyarakat sipil itu sebagai bentuk solidaritas bagi penyerangan terhadap tenaga medis, ambulans, dan rumah sakit oleh Israel di Gaza, Palestina. ANTARA FOTO/Reno Esnir/app/YU
Oleh Eko Budiono, Kamis, 10 April 2025 | 20:50 WIB - Redaktur: Untung S - 228
Jakarta, InfoPublik - Menteri Luar Negeri (Menlu) RI Sugiono menyatakan bahwa rencana Indonesia menerima sekitar 1.000 pengungsi Palestina dari Jalur Gaza hanya dalam rangka evakuasi sementara, dan bukan merupakan upaya relokasi secara permanen.
Sugiono mengatakan, Indonesia senantiasa menolak segala upaya yang akan memindahkan secara permanen warga Palestina dari tanah airnya, karena segala upaya pengubahan demografi Jalur Gaza merupakan pelanggaran hukum internasional.
“Keberadaan mereka di Indonesia bersifat sementara dan sama sekali tidak dimaksudkan untuk ‘memindahkan’ warga Palestina tersebut dari tanah airnya,” ujar Sugiono melalui keterangan resmi, Kamis (10/4/2025).
Sugiono menegaskan, warga Palestina yang akan dievakuasi ke Indonesia tersebut adalah korban perang yang akan menerima perawatan dan pengobatan medis serta anak-anak yatim piatu yang perlu menjalani pemulihan atas trauma yang mereka alami.
Sugiono menegaskan, bahwa warga Palestina tersebut baru akan dikirim dan diterima oleh Indonesia apabila semua pihak menghendaki dan menyetujui rencana tersebut.
Indonesia masih terus berkonsultasi dengan semua pihak terkait, terkhusus Pemerintah Palestina, dan rencana evakuasi baru akan ditetapkan apabila semua konsultasi dan persiapan teknis telah selesai.
“Indonesia juga akan memastikan bahwa semua langkah tersebut sepenuhnya dilakukan untuk kepentingan rakyat Palestina dan mendapat dukungan negara-negara di kawasannya,” katanya.
Menurut menlu, rencana evakuasi dari Gaza sebagaimana yang disampaikan Presiden Prabowo pada Rabu (9/4/2025) tersebut mencerminkan komitmen tak terputus RI dalam membantu perjuangan Palestina baik dalam bentuk pengiriman bantuan maupun perjuangan diplomasi.
Dalam pernyataannya menjelang keberangkatannya untuk lawatan ke Timur Tengah pada Rabu (9/4/2025), Presiden Prabowo menegaskan bahwa rencana evakuasi warga Gaza tersebut hanya bersifat sementara dan akan dilakukan hanya jika ada persetujuan dari semua pihak.
“Syaratnya adalah semua pihak harus menyetujui hal ini. Kedua, mereka di sini hanya sementara sampai pulih kembali, dan pada saat pulih dan sehat kembali, serta kondisi Gaza sudah memungkinkan, mereka harus kembali ke daerah mereka berasal,” kata Prabowo.