- Oleh Jhon Rico
- Minggu, 17 November 2024 | 06:10 WIB
: Nobar Sepak Bola Indonesia kontra Jepang, yang digelar Lanal Maumere dan BNPB, Jum'at malam, (15/11/2024) di Posko Pengungsian di Desa Bokang Wolomatang, Kecamatan Titehena, Flores Timur, NTT, mampu memberikan hiburang yang menyenangkan meski di situasi darurat. Foto. Istimewa.
Oleh Fatkhurrohim, Sabtu, 16 November 2024 | 10:37 WIB - Redaktur: Untung S - 64
Lewotobi, InfoPublik – Pertandingan sepak bola Indonesia kontra Jepang yang berlangsung pada Jumat (15/11/2024) malam di Gelora Bung Karno, Jakarta, memberikan hiburan yang sangat berarti bagi pengungsi korban letusan Gunung Lewotobi Laki-Laki di Kabupaten Flores Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT).
Meskipun hanya dapat menyaksikan pertandingan dari posko pengungsian di Desa Bokang Wolomatang, Kecamatan Titehena, menggunakan layar besar seadanya, acara Nonton Bareng (Nobar) ini memberikan keceriaan di tengah situasi darurat.
Acara Nobar itu digelar oleh Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) bekerja sama dengan Angkatan Laut Maumere (Lanal Maumere). Tujuan dari acara ini adalah memberikan hiburan bagi para pengungsi yang telah beberapa hari berada di pengungsian akibat erupsi Gunung Lewotobi Laki-Laki.
Komandan Pangkalan TNI Angkatan Laut (Lanal) Maumere, Kolonel Mar Anjas Wicaksono Putro, menyebutkan bahwa pilihan untuk menggelar Nobar diambil karena banyak pengungsi yang merupakan penggemar sepak bola. "Pengungsi yang mayoritas laki-laki ini menyukai sepak bola, jadi kami ingin memberikan hiburan walau hanya sejenak. Kami tahu mereka sudah merasa jenuh setelah berhari-hari berada di pengungsian," ujar Kolonel Anjas.
Selain Nobar, BNPB dan pihak terkait juga rutin melaksanakan kegiatan trauma healing untuk membantu para pengungsi, terutama anak-anak, mengatasi dampak psikologis akibat bencana. Kegiatan ini menjadi bagian dari upaya menjaga kesehatan mental para pengungsi yang sudah mengungsi sejak 4 November 2024 setelah erupsi Gunung Lewotobi Laki-Laki.
"Trauma healing sangat penting untuk anak-anak dan keluarga pengungsi agar mereka tidak merasa semakin tertekan. Kami berharap kegiatan seperti ini bisa sedikit membantu mereka," kata Kolonel Anjas.
Sejauh ini, kebutuhan logistik para pengungsi tercatat masih cukup. Kolonel Anjas menyebutkan, bantuan yang diterima pengungsi datang dari berbagai instansi, seperti BNPB, Kemensos, BPBD, serta dari komunitas lokal. "Bantuan logistik masih cukup, baik dari pemerintah maupun komunitas. Kami terus memantau perkembangan di lapangan untuk memastikan pengungsi mendapat kebutuhan dasar mereka," tambah Kolonel Anjas.
Meskipun pada Jumat malam Gunung Lewotobi Laki-Laki masih menunjukkan aktivitas vulkanik dengan suara gemuruh yang terdengar, intensitas erupsi sudah mulai berkurang. Pemerintah setempat telah melakukan evakuasi terhadap warga yang tinggal di radius 7 kilometer dari gunung ke tempat yang lebih aman.
"Semua masyarakat di zona bahaya sudah kami evakuasi ke posko pengungsian yang aman. Kami akan terus memantau perkembangan erupsi dan memberikan informasi kepada masyarakat," ujar Kolonel Anjas.
Kegiatan Nobar dan trauma healing ini tidak hanya memberikan hiburan sementara, tetapi juga berfungsi untuk membantu mengurangi stres yang dialami pengungsi akibat bencana. Diharapkan, dengan adanya kegiatan seperti ini, para pengungsi dapat merasa lebih tenang dan mendapat dukungan emosional yang sangat dibutuhkan selama masa pengungsian.