BNPB: 95 Persen Kebakaran Hutan di Gunung Rinjani Berhasil Dikendalikan

: Kebakaran hutan dan lahan (karhutla) terjadi di kawasan hutan Balai Taman Nasional Gunung (BTNG), Provinsi Nusa Tenggara Barat, pada Rabu (13/11/2024)/ dok. BNPB.


Oleh Jhon Rico, Kamis, 14 November 2024 | 20:58 WIB - Redaktur: Untung S - 211


Jakarta, InfoPublik – Kebakaran hutan dan lahan (karhutla) terjadi di kawasan Taman Nasional Gunung Rinjani (BTNG), Provinsi Nusa Tenggara Barat pada Rabu (13/11/2024). Meskipun petugas gabungan telah bekerja keras, api hingga Kamis (14/11/2024) masih belum sepenuhnya dipadamkan.

"BNPB terus memantau penanganan karhutla yang masih berlangsung. Berdasarkan laporan dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Nusa Tenggara Barat, 95 persen api di kawasan hutan berhasil dikendalikan. Petugas gabungan terus melakukan pemantauan dan pengendalian titik api yang masih ada," ujar Kepala Pusat Data, Informasi, dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari, dalam keterangannya pada Kamis (14/11/2024).

Titik api terpantau berada di wilayah Batu Ceper, Plawangan, Desa Senaru, Kecamatan Bayan, Kabupaten Lombok Utara. Berdasarkan pantauan BPBD setempat, api terkonsentrasi di seberang timur jalur pendakian pos 3 dan pos cemara 5.

BPBD Provinsi Nusa Tenggara Barat melaporkan bahwa pihaknya masih melakukan perhitungan luas area yang terdampak karhutla tersebut.

Menanggapi kebakaran ini, tim gabungan segera diterjunkan ke lokasi terdampak untuk memutus jalur api agar tidak menyebar lebih luas.

BNPB mengimbau pemerintah daerah untuk tetap waspada terhadap potensi kebakaran hutan di kawasan yang masih terdeteksi adanya titik api. Berdasarkan hasil pantauan terhadap tingkat kemudahan terbakar di lapisan atas permukaan tanah, pada Jumat (15/11/2024), terpantau bahwa potensi kebakaran masih berada pada kategori mudah dan sangat mudah terbakar.

Oleh karena itu, patroli di kawasan tersebut perlu ditingkatkan untuk mencegah meluasnya api jika karhutla kembali terjadi.

BNPB menekankan pentingnya tindakan pencegahan dini dalam menghadapi kebakaran hutan dan lahan. Dengan adanya titik api yang masih aktif, langkah-langkah mitigasi yang cepat dan tepat akan meminimalisir dampak buruk dari karhutla ini, yang tidak hanya mengancam ekosistem, tetapi juga membahayakan masyarakat sekitar.

 

Berita Terkait Lainnya

  • Oleh Jhon Rico
  • Kamis, 14 November 2024 | 18:46 WIB
Pemerintah Salurkan Rp1,17 Triliun Hibah Pascabencana untuk 68 Pemda
  • Oleh Jhon Rico
  • Rabu, 13 November 2024 | 22:39 WIB
BNPB Siapkan Tenda Khusus untuk Pengungsi Rentan Pasca-Erupsi Lewotobi
  • Oleh Jhon Rico
  • Rabu, 13 November 2024 | 22:37 WIB
Banjir di Sijunjung Surut, BNPB Pastikan tak Ada Korban Jiwa
  • Oleh Jhon Rico
  • Rabu, 13 November 2024 | 20:51 WIB
Banjir Sijunjung Surut: 651 Rumah Warga Terdampak, Ini Upaya Pemulihan
  • Oleh MC KOTA TIDORE
  • Kamis, 14 November 2024 | 04:18 WIB
BNPB Berikan Hibah Rp31 Miliar untuk Penanganan Bencana di Pulau Morotai