Ritual Mandi Khatulistiwa Wajib bagi Angktan Laut Dunia

: Seluruh Kadet Asean Plus Cadet Sail 2024 (APCS24) dari berbagai negara di atas Kapal perang Republik Indonesia (KRI) Bima Suci wajib meenjalani ritual mandi Khatulistiwa setiap melintas di titik nol coordinator derajat khatulistiwa, Jum'at (9/8/2024). Foto. tnial.mil.idl


Oleh Fatkhurrohim, Sabtu, 10 Agustus 2024 | 10:20 WIB - Redaktur: Taofiq Rauf - 312


Jakarta, InfoPublik – Ritual Mandi Khatulistiwa telah menjadi momen penting dan sakral bagi seluruh prajurit Angkatan Laut di seluruh dunia, termasuk Tentara Nasional Indonesia (TNI) Angkatan Laut (AL). Tradisi ini kembali dijalani oleh para Kadet ASEAN Plus Cadet Sail 2024 (APCS24) dari berbagai negara di atas Kapal Perang Republik Indonesia (KRI) Bima Suci saat kapal melintasi titik nol derajat khatulistiwa. Prosesi bukan hanya simbol penghormatan, tetapi juga menandai para prajurit sebagai warga kehormatan di kapal latih selama berlayar.

Komandan KRI Bima Suci Letkol Laut (P) Hastaria Dwi Prakoso menjelaskan bahwa ritual mandi khatulistiwa merupakan tradisi yang harus dilaksanakan oleh setiap taruna dan personel TNI AL saat kapal melintasi garis khatulistiwa.

"Tradisi ini bukan hanya milik pelaut Indonesia, tetapi juga dijalani oleh pelaut di seluruh dunia. Ini adalah bagian dari warisan pelaut yang menghormati lautan," kata Komandan Hastaria pada Jumat (9/8/2024), saat KRI Bima Suci dalam pelayaran menuju Singapura.

Ritual mandi khatulistiwa di KRI Bima Suci dianggap sebagai prosesi sakral yang telah diwariskan oleh para pendahulu TNI AL dan terus dilestarikan hingga kini. Dalam prosesi ini, personel KRI Bima Suci berperan sebagai Dewa Neptunus, sang penguasa samudera raya, bersama dengan Dewi Amfirite, permaisuri samudera, dan Kapten Davy Jones, yang bersama-sama memandikan para kadet dengan air laut yang dialirkan melalui selang.

Selain itu, para Kadet APCS24 juga menjalani prosesi pembaptisan dengan meminum jamu khusus dan menerima sertifikat serta nama baptis samudera yang diambil dari nama-nama rasi bintang, menjadikan momen ini semakin berkesan.

Sebelumnya Kepala Staf Angkatan Laut (Kasal), Laksamana TNI Dr. Muhammad Ali, menyatakan bahwa partisipasi TNI AL dalam pelayaran muhibah diplomasi adalah bagian dari upaya menciptakan persahabatan dan memperkenalkan budaya Indonesia kepada dunia.

"Para prajurit yang terlibat harus merasa bangga karena mereka dipercaya untuk mewakili bangsa dalam tugas yang mulia ini," ujar Kasal Laksamana TNI Dr. Muhammad Ali.

Ritual Mandi Khatulistiwa ini menjadi simbol kehormatan dan kebanggaan bagi para prajurit, sekaligus menunjukkan komitmen TNI AL dalam menjaga tradisi maritim yang kuat dan terus dikenang oleh generasi pelaut di seluruh dunia.

 

Berita Terkait Lainnya

  • Oleh Fatkhurrohim
  • Jumat, 4 Oktober 2024 | 05:50 WIB
Drumband Gita Jala Taruna AAL Memukau Masyarakat Yokosuka Jepang
  • Oleh Fatkhurrohim
  • Selasa, 24 September 2024 | 14:47 WIB
KRI Bima Suci Lanjutkan Misi Diplomasi Muhibah ke Yokosuka Jepang dari Rusia
  • Oleh Fatkhurrohim
  • Minggu, 11 Agustus 2024 | 21:14 WIB
TNI Perkenalkan Budaya Nusantara di Lattek KJK 2024 Singapura
  • Oleh Fatkhurrohim
  • Rabu, 7 Agustus 2024 | 09:57 WIB
KRI Bima Suci Siap Laksanakan ASEAN Plus Cadet Sail 2024