:
Oleh Yudi Rahmat, Selasa, 23 Agustus 2016 | 17:18 WIB - Redaktur: Gusti Andry - 1K
Jakarta, InfoPublik - Kementerian Pertahanan akan memberikan pendidikan dan latihan bela negara bagi geng motor, preman, dan orang nakal agar mereka sadar untuk membela negaranya.
"Geng motor, pereman pasar, orang-orang nakal, tukang palak, perampok kita sadarkan agar dia cinta tanah air, dan sadar bela negara. Mereka juga harus taat hukum dan harus rela untuk kepentingan negara bukan kepentingan pribadi, dan mau bekerja dengan baik," kata Kepala Badan Pendidikan dan Latihan (Kabadiklat) Kemhan Mayjen TNI Hartin Asrin di sela-sela Apel Gelar Nasional Bela Negara di Silang Monas, Jakarta, Selasa (23/8)
Hartin berharap setelah mengikuti pendidikan bela negara mereka menjadi warga negara yang lebih baik. Termasuk Lembaga Pemasyarakatan (Lapas). "Kita sudah berkoordinasi dengan tim teknis Kementerian Hukum dan HAM, untuk menentukan bagaimana metode pendidikannya maupun pembiayaannya," kata Hartin.
Menurutnya Pendidikan dan Latihan bela negara di Lapas ini akan berlangsung awal tahun 2017. Tim kecil Kemhan sudah berkoordinasi dengan Kemhumham. "Bela negara di Lapas ini juga untuk menangkal paham radikalisme, secara soft bukan secara fisik," katanya.
Hartin menambahkan, pendidikan bela negara juga sudah dimasukan dalam kurikulum di sekolah mulai Taman Kanak-Kanak (TK) hingga Perguruan Tinggi. "Untuk tingkat TK dan SD dalam bentuk permainan.Sementara beberapa perguruan tinggi sudah meminta metode pendidikannya," ungkapnya
Ia mengatakan pedoman penyelanggaraan kegiatan bela negara sudah diluncurkan pada bulan Juni 2016 lalu. "Kita sudah luncurkan 3 Juni lalu, dan ditandatangani namanya pedoman penyelenggaraan kegiatan bela negara, dengan kementerian dan lembaga, Mabes TNI, serta kodam-kodam, sehingga pembinaan bela negara bisa dilakukan sesuai dengan wilayah masing-masing," katanya.
Selain itu, Kemhan juga sudah mengeluarkan kebijakan pedoman standar nasional sosialisasi dan pembelajaran dan pelatihan bela negara bagi PNS. "Bagaimana PNS dilatih untuk bela negara, Seperti bagaimana proses mengumpulkan informasi, kemudian pengelolahnya dan menyampaikannya. Sebagai contoh ada lihat teroris atau paham radikal maka dia melaporkan dan cara meengelolanya kemudian croschek menjadi informasi A-I itu diperaktekan dalam pelatihan bela negara," katanya.