:
Oleh Masfardi, Jumat, 29 April 2016 | 13:32 WIB - Redaktur: R. Mustakim - 179
Jakarta, InfoPublik - Ketua Komisi I DPR Mahfudz Siddiq khawatir keadaan WNI yang disandera Abu Sayyaf makin memburuk dan keselamatannya sangat terancam sebab masa tenggang yang ditawarkan penyandera sudah melewati batas waktu.
“Semakin lama, hal itu dapat mengancam nyawa WNI tersebut, yang sudah begitu lama ditahan oleh kelompok Abu Sayyaf,” kata Mahfudz Siddiq di Jakarta, Jumat (29/4).
Dia mengakui pembayaran uang tebusan sangat dilematis, “Kalau kita membayar tebusan berarti kita tunduk pada tuntutan teroris, disisi lain keselamatan WNI juga harus menjadi prioritas.”
Langkah pemerintah menurutnya sangat maksimal dan tak henti-hentinya berupaya menyelamatkan WNI tersebut.
Adapun upaya pemerintah Filipina dalam pembebasan WNI tersebut, menurutnya dilakukan secara tertutup artinya tidak dibuka ruang untuk aparat keamanan dari Indonesia bergabung membebaskan WNI tersebut, sehingga hal itu menjadi dilematis.
Penggunaan militer saat ini dinilai tidak lagi sesuai, karena pemerintah Filipinan saja yang memahami medan tidak bisa berbuat apa-apa. Apa lagi TNI yang tidak mengenal medan, dimana para sandera itu ditahan oleh kelompok Abu Sayyaf tersebut.
Namun ke depan agar masalah demikian tidak terulang, pemerintah Indonesia dan Filipina diharapkan melakukan operasi bersama.