Dihadapan Pimpinan Bank, Panglima TNI Sampaikan Ancaman di Masa Depan

:


Oleh Yudi Rahmat, Jumat, 29 Januari 2016 | 10:28 WIB - Redaktur: R. Mustakim - 208


Jakarta, InfoPublik - Panglima TNI Jenderal TNI Gatot Nurmantyo mengingatkan agar seluruh masyarakat memahami apa sebenarnya ancaman bangsa Indonesia ke depan.

Pemahaman ini menurutnya penting untuk memberikan warning bagi generasi muda dan masyarakat secara umum, bahwa kedepan bangsa ini seperti apa. 

“Yang ditakuti oleh negara-negara lain itu bukan tentaranya tapi rakyatnya, karena apabila rakyatnya bersatu maka akan menjadi kekuatan yang besar bagi suatu negara,” katanya saat ceramah dihadapan 240 peserta unsur Pimpinan Bank BNI, bertempat di ruang Banyan I, Hotel Rancamaya Bogor, Jawa Barat, Kamis (27/1).

Gatot Nurmantyo mengatakan dimasa yang akan datang bangsa Indonesia menghadapi ancaman yang berat yaitu membludaknya jumlah penduduk dunia dimana saat ini jumlah penduduk dunia sudah mencapai 7 milliar jiwa.

Dalam penelitian, idealnya bumi ini hanya mampu menghidupi 3 sampai 4 milliar penduduk. “Dengan semakin membludaknya jumlah pertumbuhan penduduk dan habisnya cadangan energi minyak bumi pada tahun 2043, maka akan menyebabkan krisis pangan dunia,” ujarnya.

Banyak cara dilakukan negara asing untuk menguasai kekayaan alam Indonesia, salah satu cara yaitu dengan membuat Proxy War. Saat ini sudah terasa adanya Proxy War dan kita harus waspadai karena sudah menyusup ke sendi-sendi kehidupan berbangsa dan bernegara.

“Cara kerja mereka dengan menguasai media di Indonesia dan menciptakan adu domba TNI-Polri, rekayasa sosial, perubahan budaya, pemecah belah partai dan penyelundupan narkoba sudah jauh-jauh hari dilakukan,” kata Panglima TNI.

“Saat ini, ancaman bangsa Indonesia adalah melalui Proxy War tersebut yaitu perang melalui berbangsa dan bernegara, khususnya perang melalui berbagai kehidupan berkeluarga,” tegas Jenderal TNI Gatot Nurmantyo.

Sementara itu terkait pergeseran peta konflik dunia pada masa depan, Jenderal TNI Gatot Nurmantyo menyampaikan, di prediksi seiring dengan habisnya sumber energi fosil, konflik  yang terjadi berlatar belakang penguasaan energi fosil, maka konflik masa depan akan bermotif penguasaan sumber pangan, air bersih dan energi hayati yang semuanya berada satu lokasi yaitu di daerah ekuator.