- Oleh Mukhammad Maulana Fajri
- Senin, 18 November 2024 | 08:28 WIB
: Kementerian Perdagangan RI
Oleh Mukhammad Maulana Fajri, Sabtu, 2 November 2024 | 21:26 WIB - Redaktur: Untung S - 837
Jakarta, InfoPublik – Produk makanan olahan Indonesia memiliki potensi besar untuk membantu Spanyol memenuhi kebutuhan pangan menjelang musim dingin serta perayaan Natal dan Tahun Baru (Nataru). Badai Depresión Aislada en Niveles Altos (DANA) yang melanda Spanyol pada Selasa (29/10/2024) telah mengakibatkan banjir parah di sejumlah wilayah pertanian penting, sehingga mengancam ketersediaan bahan pangan di Negeri Matador.
Kepala Indonesian Trade Promotion Center (ITPC) Barcelona, Freddy Josep Pelawi, menyampaikan bahwa produk makanan olahan Indonesia dapat menjadi solusi untuk mengatasi krisis ini. “Produk makanan olahan adalah komoditas Indonesia yang memiliki peluang besar untuk membantu Spanyol dalam menghadapi krisis pangan akibat bencana alam. Spanyol, yang menerapkan standar keamanan ketat untuk produk impor, memberikan peluang bagi pelaku usaha Indonesia untuk mengekspor makanan olahan ke pasar Spanyol,” ujar Freddy dalam siaran pers Kemendag yang diterima pada Sabtu (2/11/2024).
Menurut Freddy, wilayah yang terdampak banjir, seperti Valencia, Murcia, dan Malaga, merupakan daerah pertanian penting yang berkontribusi besar terhadap kebutuhan pangan Spanyol. Kerusakan lahan di wilayah tersebut menyebabkan gangguan suplai buah dan sayuran segar. Sementara itu, Indonesia memiliki potensi ekspor produk buah dan sayuran segar ke Spanyol, meski terkendala jarak dan persaingan harga.
“Ekspor buah dan sayuran segar dari Indonesia ke Spanyol memungkinkan, namun jarak dan biaya menjadi tantangan. Spanyol memiliki biaya hidup yang relatif rendah, sehingga faktor harga sangat penting untuk memasuki pasar ini,” jelas Freddy.
Indonesia telah mencatat kemampuan ekspor produk makanan olahan ke seluruh dunia dengan nilai mencapai USD6,5 miliar. Pada 2023, Indonesia mengekspor produk makanan olahan seperti buah kaleng, sayuran, dan aneka kacang ke Spanyol dengan nilai sebesar USD28,30 juta. Secara keseluruhan, perdagangan Indonesia dengan Spanyol mencatat surplus sebesar USD2,7 miliar pada 2023.
Wakil Kepala ITPC Barcelona, Berlian Kusuma Wardani, mengungkapkan bahwa badai DANA yang menerjang wilayah Spanyol menyebabkan kerusakan parah yang belum pernah terjadi sebelumnya. Hingga 31 Oktober 2024, tercatat 158 korban jiwa, dengan jumlah korban terbanyak di Valencia mencapai 155 orang. Badai ini juga menyebabkan sarana transportasi publik, seperti kereta, metro, dan bus, berhenti beroperasi demi keamanan. Media massa Spanyol melaporkan ratusan mobil tersapu banjir, mengalami kerusakan parah, dan bertumpuk di jalanan.
“Dampak badai DANA yang dirasakan di Barcelona mulai mereda, meskipun pada 1 November 2024, hujan dengan intensitas sedang masih terjadi di Barcelona,” ujar Berlian.
Pemerintah Spanyol menetapkan tiga hari berkabung nasional sebagai penghormatan bagi para korban. Ribuan tentara dan relawan dikerahkan untuk membantu menyelamatkan warga yang terperangkap banjir. Menurut catatan sejarah, ini adalah pertama kalinya Spanyol menghadapi korban jiwa akibat banjir dalam jumlah besar. Banjir besar serupa pernah terjadi di Eropa pada 2021, di mana Jerman dan Belgia mencatat 230 korban jiwa.
Di tengah krisis pangan yang melanda Spanyol, Indonesia berpotensi meningkatkan ekspor produk makanan olahan, terutama untuk komoditas yang dapat disimpan lama dan memenuhi kebutuhan pasar Eropa. Pada tahun 2023, Spanyol mencatat impor produk pangan olahan senilai USD1,90 miliar dari seluruh dunia. Sementara itu, negara tersebut juga mengekspor buah segar dengan nilai USD10,60 miliar dan sayuran segar senilai USD9,30 miliar ke berbagai negara.
Freddy Josep Pelawi mengungkapkan bahwa Indonesia bisa memenuhi kebutuhan pangan olahan Spanyol di tengah tantangan ketersediaan produk segar lokal. "Dengan peluang ini, Indonesia dapat memperkuat posisi di pasar pangan olahan Eropa, khususnya Spanyol, yang kini menghadapi lonjakan kebutuhan pasca bencana,” ujarnya.
ITPC Barcelona siap membantu pelaku usaha Indonesia untuk memanfaatkan peluang ini dengan memberikan informasi pasar dan memastikan produk memenuhi standar Uni Eropa yang ketat, terutama di aspek keamanan pangan. Produk makanan olahan Indonesia yang telah diakui kualitasnya, seperti buah kaleng, sayuran, serta produk olahan berbasis kacang-kacangan, dapat bersaing di pasar Spanyol.