Kemenperin Dorong Hilirisasi Kelapa Sawit untuk Tingkatkan Nilai Tambah

: Kepala Badan Standardisasi dan Kebijakan Jasa Industri (BSKJI) Kemenperin, Andi Rizaldi / foto: Humas Kemenperin


Oleh Mukhammad Maulana Fajri, Jumat, 1 November 2024 | 08:55 WIB - Redaktur: Untung S - 146


Jakarta, InfoPublik - Kementerian Perindustrian terus berupaya untuk meningkatkan nilai tambah kelapa sawit, salah satu komoditas unggulan Indonesia, agar dapat menghasilkan produk dengan harga jual yang lebih tinggi.

Langkah strategis itu merupakan bagian dari kebijakan hilirisasi, yang bertujuan mempertahankan posisi Indonesia sebagai negara penghasil minyak sawit terbesar di dunia, dengan produksi mencapai 45,5 juta metrik ton per tahun.

"Selain memenuhi kebutuhan industri pangan dan energi, olahan kelapa sawit juga mulai merambah ke subsektor industri kreatif, seperti industri batik. Hilirisasi kelapa sawit dapat menghasilkan produk yang bermanfaat bagi industri batik," ungkap Kepala Badan Standardisasi dan Kebijakan Jasa Industri (BSKJI) Kemenperin, Andi Rizaldi, dalam keterangannya pada Kamis (31/10/2024).

Salah satu produk turunan kelapa sawit, yaitu stearin, memiliki potensi sebagai substitusi bagi parafin impor, serta minyak kelapa dan lemak hewan. "Stearin ini juga dapat memberikan rasa aman bagi konsumen terkait kehalalan malam batik yang digunakan, sekaligus memperkuat ekosistem industri halal nasional," tambah Andi.

Hal ini mendorong dilaksanakannya kegiatan Promosi Diversifikasi Produk Kelapa Sawit di Jawa Timur, serta Promosi Halal Produk Turunan Kelapa Sawit melalui Workshop Batik Berbasis Kompetensi (skema pembuatan malam batik). Kegiatan ini diselenggarakan berkat kerja sama antara Balai Besar Standardisasi dan Pelayanan Jasa Industri Kerajinan dan Batik (BBSPJIKB) dan Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS).

Selama empat hari, dari 21 hingga 24 Oktober 2024, acara ini berlangsung di Pacitan, Jawa Timur, dan didukung oleh Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Jawa Timur, Dinas Koperasi Usaha Mikro dan Perindustrian Kabupaten Pacitan, serta Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Malang.

Kepala BBSPJIKB, Budi Setiawan, mengungkapkan bahwa sebanyak 30 tenaga terampil yang mengikuti lokakarya tersebut berasal dari Provinsi Jawa Timur. Mereka akan mendapatkan sertifikat dari Badan Nasional Sertifikasi Profesi (BNSP) dengan skema pembuatan malam batik sesuai dengan SKKNI Nomor 104 Tahun 2018.

"Dalam workshop ini, peserta akan diajarkan dan diujikan lima unit kompetensi, yang mencakup penyusunan rencana kerja, pemilahan limbah, pengolahan malam bekas, pembuatan malam batik, dan pengujian kelenturan malam, yang salah satu komponennya adalah stearin," jelas Budi.

Budi menambahkan bahwa kegiatan di Pacitan tersebut merupakan bagian dari rangkaian Promosi Diversifikasi Produk Kelapa Sawit yang telah dimulai pada bulan Agustus di Banjarbaru. "Kami berharap sertifikat BNSP yang berlaku selama tiga tahun untuk peserta yang lulus atau direkomendasikan oleh assessor dapat dipertahankan dan diperpanjang secara mandiri," imbuhnya.

Selain untuk mendorong industri batik dalam memanfaatkan potensi kelapa sawit, kegiatan ini juga menunjukkan komitmen Pemerintah Indonesia terhadap industri kelapa sawit yang merupakan unggulan di pasar internasional.

Kepala Dinas Koperasi Usaha Mikro dan Perindustrian Pacitan, Prayitno, menyambut baik inisiatif BBSPJIKB dan BPDPKS. Ia berharap workshop ini dapat meningkatkan kompetensi dan daya saing pelaku batik di Pacitan dan Jawa Timur.

Pada kesempatan tersebut, BBSPJIKB juga menyerahkan sertifikat halal batik kepada delapan pelaku industri batik di Jawa Timur yang telah menjalani tahapan pendampingan hingga sertifikasi halal. Pelaku industri batik yang menerima sertifikat halal tersebut antara lain Sri Nasifah dari Jayanti Batik, Patemi dari Batik Mekar Sejati, Evi Wahyu Astutik dari Griya Batik Sengguruh, Astutik Ningtias dari Batik Wagastu, Muthmainah dari Batik Muthidea, Rahmi Masita Prihatiningtias dari Batik Organic by Yagasu, Elok Evi Nurul Aini dari Batik Mojo, dan Sri Widjayati dari Batik Bambu Kenanga.

 

 

 

Berita Terkait Lainnya

  • Oleh Mukhammad Maulana Fajri
  • Kamis, 31 Oktober 2024 | 18:18 WIB
Kemenperin Dorong Pengembangan Industri Mamin melalui Kebijakan Restrukturisasi
  • Oleh Mukhammad Maulana Fajri
  • Kamis, 31 Oktober 2024 | 18:21 WIB
Harga Referensi CPO November 2024 Naik, Kemenperin Berharap Kinerja Sektor Mamin Meningkat
  • Oleh MC PROV RIAU
  • Selasa, 29 Oktober 2024 | 20:11 WIB
Dinas Perkebunan Riau Umumkan Harga Baru TBS Sawit, CPO Mengalami Kenaikan
  • Oleh Mukhammad Maulana Fajri
  • Selasa, 29 Oktober 2024 | 13:58 WIB
Kemenperin Dukung Transformasi Industri Hijau melalui Pemantauan Emisi Berkelanjutan
  • Oleh Mukhammad Maulana Fajri
  • Jumat, 25 Oktober 2024 | 21:29 WIB
Indonesia Tingkatkan Ekspor Alat Kesehatan melalui Partisipasi di Africa Health 2024
  • Oleh Mukhammad Maulana Fajri
  • Jumat, 25 Oktober 2024 | 21:25 WIB
Kemenperin Pantau Masuknya iPhone 16 tanpa TKDN di Indonesia hanya untuk Penggunaan Pribadi