- Oleh MC PROV GORONTALO
- Jumat, 15 November 2024 | 05:19 WIB
: Foto: Humas KKP
Jakarta, Infopublik - Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono tengah membidik pasar Rusia untuk meningkatkan nilai ekspor produk perikanan. Perdagangan produk perikanan dua negara menunjukkan peningkatan dalam lima tahun terakhir, khususnya komoditas rumput laut.
Menteri Trenggono mengungkapkan, upaya penguatan perdagangan perikanan ke Rusia diantaranya dengan mendaftarkan perusahaan Indonesia agar dapat melaksanakan ekspor ke Rusia, serta merealisasikan kerja sama perikanan dengan otoritas negara Beruang Merah.
KKP juga berpartisipasi dalam Global Fishery Forum dan Seafood Expo yang diselenggarakan oleh Federal Agency for Fisheries Pemerintah Federasi Rusia pada pertengahan September ini. Pada acara tersebut, Menteri Trenggono sudah bertemu langsung dengan Wakil Perdana Menteri Rusia, Patrushev Dmitry Nikolayevich.
“Expo ini penting bagi Indonesia untuk memperluas potensi di pasar perikanan global, mengeksplorasi peluang bisnis baru, dan memperkuat kemitraan internasional. Dengan Rusia, terdapat potensi perdagangan produk perikanan yang signifikan,” beber Menteri Trenggono dalam siaran resmi KKP di Jakarta, Kamis (19/9/2024).
Berdasarkan data 2023, ekspor produk perikanan Indonesia ke Rusia menunjukkan trend positif. Udang menjadi komoditas utama dengan nilai USD11,53 juta atau 45,4 persen dari total ekspor perikanan ke Rusia. Disusul produk rumput laut sebesar USD5,87 juta (23,1 persen), dan telur ikan serta hati ikan sebesar USD5,25 juta (20,7 persen).
Mengenai rumput laut, sambung Menteri Trenggono, potensi peningkatan ekspor ke Rusia masih terbuka lebar. Indonesia memiliki keunggulan, terutama dalam produk rumput laut sebagai bahan baku karagenan yang berasal dari spesies Eucheuma cottonii yang melimpah di perairan Indonesia. Indonesia juga tengah meningkatkan produktivitas dan kualitas rumput laut melalui program modeling.
Dari total impor rumput laut Rusia, Indonesia menyumbang sekitar 6,6 persen untuk karrageenan dengan volume 471 ton, disusul agar-agar sebanyak 31 ton senilai USD509 ribu, atau 3,6 persen dari total impor agar-agar Rusia.
“Ini menunjukkan bahwa masih ada ruang untuk meningkatkan volume dan nilai ekspor. Terutama melalui penguatan industri pengolahan rumput laut domestik dan diversifikasi produk bernilai tambah,” terangnya.
Sebagai informasi, dalam pertemuan Menteri Trenggono dengan Wakil PM Rusia Patrushev Dmitry Nikolayevich, turut dibahas pelaksanaan program Ekonomi Biru di Indonesia, ajakan bagi pelaku usaha Rusia untuk berinvestasi di hilir perikanan, hingga penyelesaian Mutual Recognition Arrangement antara KKP dan Federal Service of Veterinary and Phytosanitary Surveillance Rusia mengenai jaminan kualitas, keamanan, dan kesehatan produk ikan dan perikanan impor dan ekspor.