- Oleh Mukhammad Maulana Fajri
- Senin, 25 November 2024 | 16:00 WIB
: Ilustrasi - Pertamina Patra Niaga mengisi perdana sustainable aviation fuel (SAF) untuk penerbangan komersil. ANTARA/HO-Pertamina Patra Niaga
Oleh Eko Budiono, Kamis, 19 September 2024 | 19:28 WIB - Redaktur: Untung S - 194
Jakarta, InfoPublik – PT Pertamina Patra Niaga terus memperluas distribusi Sustainable Aviation Fuel (SAF), bahan bakar jet ramah lingkungan, sebagai bagian dari komitmennya dalam mendukung upaya dekarbonisasi penerbangan nasional. Hal ini disampaikan oleh Direktur Utama Pertamina Patra Niaga, Riva Siahaan, dalam keterangan resmi pada Kamis (19/9/2024).
Menurut Riva, langkah ini memperkuat peran Pertamina Patra Niaga dalam transisi energi di sektor penerbangan melalui distribusi SAF, yang selaras dengan upaya global untuk menekan emisi karbon dan mencapai target dekarbonisasi.
"Penyaluran pertama SAF di Bandara Ngurah Rai ini menandai bahwa Indonesia dapat beradaptasi dengan tuntutan bauran energi di industri penerbangan internasional. Saat ini, SAF menjadi solusi jangka menengah bagi penerbangan untuk mengurangi jejak karbon, tanpa memerlukan perubahan signifikan pada pesawat, infrastruktur bandara, atau rantai pasokan bahan bakar jet," ungkap Riva.
Pertamina SAF telah memenuhi berbagai standar internasional, termasuk International Sustainability and Carbon Certification (ISCC), serta mendukung program Carbon Offsetting and Reduction Scheme for International Aviation (CORSIA) dan Renewable Energy Directive-European Union (RED-EU).
Pertamina memastikan bahwa SAF aman digunakan dan memenuhi standar yang ditetapkan oleh American Society of Testing and Materials (ASTM). Selain itu, SAF Pertamina telah terdaftar sebagai Corsia Eligible Fuel (CEF) oleh International Civil Aviation Organization (ICAO), memperkuat posisinya sebagai solusi ramah lingkungan untuk penerbangan.
"SAF ini mampu mengurangi emisi karbon dari bahan bakar fosil, sebab Pertamina SAF merupakan campuran bahan baku terbarukan seperti used cooking oil (UCO) atau minyak jelantah," tambah Riva.
Langkah ini menunjukkan komitmen kuat Pertamina dalam mendukung penerbangan berkelanjutan, yang tidak hanya mengurangi emisi karbon, tetapi juga mendukung visi Indonesia menuju Net Zero Emission 2060.