- Oleh Mukhammad Maulana Fajri
- Sabtu, 23 November 2024 | 10:08 WIB
: Menteri Perdagangan RI, Zulkifli Hasan/ foto: Kemendag
Oleh Mukhammad Maulana Fajri, Sabtu, 17 Agustus 2024 | 13:01 WIB - Redaktur: Untung S - 255
Jakarta, 16 Agustus 2024 – Neraca perdagangan Indonesia pada Juli 2024 mencatatkan surplus sebesar USD0,47 miliar. Surplus perdagangan Juli 2024 terdiri atas surplus nonmigas sebesar USD2,61 miliar dan defisit migas sebesar USD2,13 miliar.
Berdasarkan siaran pers Kemendag yang InfoPublik terima pada Sabtu (17/8/2024), meskipun surplus, nilai surplus Juli 2024 tercatat lebih rendah dibandingkan dengan surplus Juni 2024 yang sebesar USD2,39 miliar. Angka surplus tersebut juga masih lebih rendah dari surplus pada Juli 2023 yang mencapai USD1,29 miliar.
“Neraca perdagangan Indonesia kembali mencatatkan surplus pada periode Juli 2024. Meskipun perbandingan nilai surplus periode ini dengan bulan lalu maupun dengan periode Juli tahun lalu tercatat lebih rendah, Indonesia tetap melanjutkan surplus perdagangan selama 51 bulan berturutturut sejak Mei 2020,” ujar Menteri Perdagangan RI, Zulkifli Hasan.
Zulkifli Hasan menjelaskan, ada tiga negara mitra dagang penyumbang surplus terbesar bagi Indonesia selama Juli 2024. Ketiga negara tersebut adalah India, Amerika Serikat (AS), dan Filipina yang menyumbangkan total surplus USD3,03 miliar bagi Indonesia. Sementara itu, penyumbang defisit perdagangan nonmigas terdalam pada Juli 2024 adalah Republik Rakyat Tiongkok (RRT), Singapura, dan Australia yang totalnya mencapai USD3,42 miliar.
Secara kumulatif, neraca perdagangan Indonesia mencatatkan surplus selama periode Januari sampai Juli 2024 sebesar USD15,92 miliar. Surplus tersebut dihasilkan dari surplus nonmigas sebesar USD28,16 miliar dan defisit migas sebesar USD 12,24 miliar. “Angka surplus ini lebih rendah dibanding periode yang sama tahun lalu yang mencapai USD21,20 miliar,” ujar Zulkilfi Hasan.