Indonesia Inisiasi Penguatan Inovasi, Wujudkan Sektor Kelapa Berkelanjutan

: Direktur Jenderal Perundingan Perdagangan Internasional, Djatmiko Bris Witjaksono memimpin diskusi panel pada sesi pertama dengan tema


Oleh Mukhammad Maulana Fajri, Rabu, 24 Juli 2024 | 16:49 WIB - Redaktur: Untung S - 229


Jakarta, InfoPublik  – Indonesia menginisiasi penguatan inovasi untuk mewujudkan sektor kelapa berkelanjutan dengan mengajak seluruh pemangku kepentingan memaksimalkan potensi sektor kelapa pada hari pertama COCOTECH ke-51.

Sinergi antarnegara produsen kelapa diperlukan untuk mengatasi berbagai tantangan bersama. Indonesia juga mengajak negara produsen untuk fokus pada pengembangan dan penerapan standar peraturan yang secara aktif untuk memajukan industri kelapa berkelanjutan yang mendukung ekonomi hijau.

Bersarakan siaran pers Kemendag yang InfoPublik terima pada Rabu (24/7/2024), Hal itu disampaikan Direktur Jenderal Perundingan Perdagangan Internasional Kementerian Perdagangan (Kemendag), Djatmiko Bris Witjaksono selaku pemimpin diskusi panel sesi 1 konferensi internasional berbasis kelapa COCOTECH ke-51 di Surabaya, Jawa Timur yang dilaksanakan pada Senin (22/7/2024).

Diskusi itu mengangkat tema “Kerangka Kebijakan dan Dukungan Internasional untuk Pertumbuhan dan Pembangunan Berkelanjutan Sektor Kelapa".

“Konferensi COCOTECH secara holistik telah membahas pemanfaatan sektor kelapa dari sisi ekonomi, sosial, maupun lingkungan. COCOTECH membahas upaya riset dan inovasi untuk menghasilkan terobosan sektor perkelapaan dunia,” ujar Djatmiko. 

Djatmiko mengungkapkan, upaya pemanfaatan sektor kelapa perlu didorong oleh regulasi kebijakan yang sinergis dari hulu hingga hilir. Selain itu, perlu didukung badan internasional yang berfokus pada peningkatan produksi sektor kelapa melalui riset dan inovasi yang mumpuni agar kelapa menjadi salah satu solusi energi terbarukan.

“Saat ini, berbagai produk olahan kelapa pangan dan nonpangan semakin diminati karena kualitas maupun kegunaannya. Untuk itu, riset dan inovasi perlu bergerak maju agar dapat terus mendorong potensi kelapa di sektor energi terbarukan,” ujarnya.

Djatmiko menambahkan, hilirisasi melalui riset dan  inovasi perlu digalakkan agar potensi komoditas kelapa dapat dimaksimalkan. “Singkatnya, saya menggarisbawahi bahwa hilirisasi melalui riset dan inovasi supaya produk bernilai tambah perlu terus bergerak maju yang diperkuat dengan investasi di sektor energi terbarukan. Indonesia selaku pemimpin dalam transisi energi global harus memanfaatkan potensi kelapa sebagai kebutuhan energi hijau,” ujar Djatmingko. 

Senada dengan Djatmiko, salah satu pembicara dari Kementerian Perencanaan Nasional/Badan Perencanaan Nasional, Vivi Yulaswati menyatakan, kelapa memiliki potensi besar sebagai sumber energi hijau Indonesia. Sejalan dengan visi Indonesia sebagai pemimpin global hilirisasi, strategi seperti pertanian presisi, bioprospeksi, dan bioekonomi sedang diterapkan untuk membantu mencapai visi Indonesia Emas 2045. Visi tersebut tertuang dalam Draf Peta Jalan Hilirisasi Kelapa 2025 sampai 2030.

COCOTECH ke-51 merupakan ajang yang diselenggarakan Kementerian Perdagangan bekerja sama dengan Komunitas Kelapa Internasional (ICC). Kegiatan itu menjadi platform strategis bagi para pemangku kepentingan untuk berbagi perkembangan terkini dalam riset, inovasi, dan praktik terbaik di sektor kelapa. Selain itu, kegiatan tersebut juga merupakan peluang membangun jejaring untuk berkolaborasi global dalam mendukung ketahanan pangan dan energi yang berkelanjutan. 

Mengusung tema “Pemanfaatan Potensi Kelapa sebagai Pohon Kehidupan dan Energi Hijau” kegiatan itu bertujuan untuk mendorong penerapan pembangunan ekonomi hijau berbasis pertanian. Kegiatan itu juga bertujuan untuk mendukung upaya pemerintah terhadap pengembangan hilirisasi dan inovasi ekonomi hijau.

Konferensi COCOTECH masih akan berlangsung hingga 24 Juli 2024 dengan topik menarik lainnya. Beberapa di antaranya seperti potensi kelapa untuk mengatasi tantangan perubahan iklim, insentif karbon dari sektor kelapa, pemanfaatan kelapa dalam pangan fungsional, hingga upaya pelestarian plasma nutfah kelapa. Sebanyak 39 pembicara terkemuka dari bidang kelapa berpartisipasi dalam kegiatan dua tahunan ini.

 

Berita Terkait Lainnya

  • Oleh Mukhammad Maulana Fajri
  • Jumat, 6 September 2024 | 22:05 WIB
Pemerintah Dukung Pengolahan Produk Mentah Menjadi Barang Jadi untuk Ekspor
  • Oleh Mukhammad Maulana Fajri
  • Jumat, 6 September 2024 | 06:26 WIB
Pagu Anggaran Kemendag 2025 Disetujui DPR, Tetap Optimistis dan Kreatif
  • Oleh Mukhammad Maulana Fajri
  • Jumat, 6 September 2024 | 06:16 WIB
Mendag Zulkifli Hasan Pastikan Harga Bahan Pokok Tetap Stabil Jelang Pilkada 2024
  • Oleh Mukhammad Maulana Fajri
  • Jumat, 6 September 2024 | 06:09 WIB
Produk Mamin Indonesia Raih Potensi Transaksi USD1,11 Juta di Fine Food Australia 2024
  • Oleh Mukhammad Maulana Fajri
  • Kamis, 5 September 2024 | 11:38 WIB
Kemendag dan Kemdikbudristek Buka Program Magang Penggerak Muda Pasar Rakyat 2024
  • Oleh Mukhammad Maulana Fajri
  • Senin, 2 September 2024 | 11:49 WIB
Gim Indonesia Raih Potensi Transaksi USD121,2 Juta di Gamescom 2024 Jerman
  • Oleh Mukhammad Maulana Fajri
  • Sabtu, 31 Agustus 2024 | 16:05 WIB
Penurunan Harga Produk Pertambangan Berdampak pada HPE Bea Keluar September 2024
  • Oleh Mukhammad Maulana Fajri
  • Sabtu, 31 Agustus 2024 | 16:02 WIB
KDEI Taipei Sosialisasikan Kebijakan Barang Kiriman dan Bawaan PMI