Indonesia-Filipina Bahas Kerja Sama Perdagangan Komoditas Pertanian

:


Oleh Baheramsyah, Kamis, 15 Juni 2017 | 12:44 WIB - Redaktur: Elvira - 1K


Jakarta, InfoPublik - Menteri Pertanian (Mentan) Amran Sulaiman bertemu Duta Besar Filipina untuk Indonesia Maria Lumen B Isleta dalam rangka membahas rencana kerja sama bidang pertanian dan perdagangan.

Menurut Mentan, Filipina meminta Indonesia untuk mengimpor nanas dari negaranya terutama setelah pembukaan jalur pelayaran dari Davao City menuju Sulawesi Utara. “Mereka (Filipina) mengharapkan kita (Indonesia) mengimpor nanas dari Filipina, tetapi kami sampaikan, kami pertimbangkan karena Indonesia saat ini sudah swasembada bahkan sudah ekspor nanas dan bawang merah," ujar Mentan usai pertemuan tersebut di Kantor Kementerian Pertanian, Jakarta, Rabu (14/6).

Sebaliknya, Indonesia menawarkan ekpor bawang merah, jagung, dan crude palm oil (CPO) ke Filipina. Berbagai komoditas ini akan diangkut dengan kapal Roll on Roll off (RoRo) rute Bitung-Davao yang baru diresmikan oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan Rodrigo Duterte.

"Harapan kita ini, (Kapal Roro) jangan kosong pada saat datang dan juga pada saat pulang sehingga ini menguntungkan kedua belah pihak," kata Amran.

Nnaas masuk dalam Rencana Strategis (Renstra) 2015-2019 bersama mangga, manggis, salak, dan jeruk siam. Pada 2015, produksi nanas sebanyak 1.888.000 ton. Sampai dengan akhir 2019, pemerintah menargetkan produksi nanas mencapai 2.042.000 ton.

Beberapa sentra produksi nanas di Tanah air adalah Lampung, Jawa Barat, Sumatera Utara, Jawa Timur dan Jambi. Produktivitas saat ini sebesar 117,5 ton per hektare lahan.

Meski Indonesia sudah mengekspor 250 ribu ton jagung tahun lalu ke Filipina, peluang ekspor yang dapat dijajaki yakni buah kelapa dari Sulawesi Utara. Sementara itu, Filipina akan menawarkan impor buah-buahan, seperti durian.

"Supaya hemat, kapal besar ini jangan kosong pada saat datang dan pulang sehingga bisa menguntungkan kedua belah pihak," ungkap Amran.

Ia menambahkan saat ini peluang ekspor jagung dari Indonesia ada pada dua negara, yakni Malaysia dan Filipina sebesar 4 juta ton dengan potensi nilai investasi dari keduanya Rp12-15 triliun. "Kita doakan karena jagung tergantung iklim, yang terpenting sekarang ada dua peluang negara tetangga kita. Khusus kerja sama jagung, kami dorong karena dia impor 1,2 juta ton setiap tahun," kata dia.

Selain bertemu dengan Duta Besar Filipina, Amran juga bertemu dengan Duta Besar Cile, Gonzalo Mendoza. Dalam pertemuan itu, Amran menyatakan bahwa kedua pihak baru menjajaki potensi investasi dan perdagangan. Rencananya, Cile akan mengekspor buah anggur dan daging ke Indonesia.