:
Oleh Dian Thenniarti, Senin, 27 Maret 2017 | 08:58 WIB - Redaktur: Elvira - 221
Jakarta, InfoPublik - Obligasi I Seri A, Seri B, dan Seri C senilai Rp2 triliun yang diterbitkan PT Angkasa Pura II (Persero) mendapat rating tertinggi idAAA dari PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo) untuk periode 9 Maret 2017 hingga 1 Maret 2018.
Peringkat tersebut diberikan diantaranya melihat Laporan Keuangan Tidak Diaudit PT Angkasa Pura II (Persero) per 31 Desember 2016 dan Laporan Keuangan Audit per 31 Desember 2015.
Adapun idAAA adalah peringkat tertinggi yang diberikan Pefindo dimana menandakan kemampuan penerbit obligasi dalam memenuhi komitmen jangka panjangnya dapat dikategorikan superior.
Direktur Utama PT Angkasa Pura II (Persero) Muhammad Awaluddin mengatakan, rating idAAA yang diberikan Pefindo dalam rangka pemantauan tahunan pemeringkatan ini dapat memberikan gambaran singkat bahwa obligasi yang diterbitkan perseroan sangat menarik bagi investor.
"Kami memiliki fundamental sangat kuat sehingga obligasi senilai Rp2 triliun yang merupakan instrumen investasi pertama perseroan di pasar modal ini juga mendapat rating yang baik. Sebelum diterbitkan, obligasi ini juga mendapat rating AAA dari Fitc Ratings serta Pefindo," jelas Muhammad Awaluddin, Minggu (26/3).
Adapun terkait fundamental, pada laporan keuangan per 31 Desember 2016 yang telah diaudit tercatat pendapatan Angkasa Pura II mencapai Rp6,64 triliun atau meningkat sekitar 15 persen dibandingkan dengan pendapatan 2015 sebesar Rp5,64 triliun.
Sementara itu, perseroan berhasil membukukan laba bersih senilai Rp1,94 triliun atau naik sekitar 13 persen dari sebelumnya Rp1,68 triliun.
"Iklim perekonomian yang kondusif serta kemampuan kami meraih potensi pendapatan, ditambah dengan akselerasi bisnis pada akhir tahun lalu melalui berbagai inovasi membuat perusahaan dapat mencapai target yang ditetapkan oleh Kementerian BUMN selaku pemegang saham Angkasa Pura II," kata Muhammad Awaluddin.
Adapun pada tahun ini, Angkasa Pura II menyiapkan belanja modal Rp9 triliun atau bahkan lebih guna pengembangan sejumlah bandara dan memperkuat infrastruktur digital guna memaksimalkan kinerja 13 bandara, baik dibidang pelayanan kepada penumpang pesawat atau pengguna jasa maupun terkait proses bisnis secara keseluruhan untuk meraih pendapatan secara optimal.