Kemenperin Pacu IKM Berdaya Saing di Pasar Global

:


Oleh Wawan Budiyanto, Selasa, 31 Januari 2017 | 08:49 WIB - Redaktur: Elvira - 862


Jakarta, InfoPublik - Kementerian Perindustrian berkomitmen memacu pengembangan industri kecil dan menengah (IKM) nasional yang berorientasi ekspor melalui berbagai kebijakan strategis dalam rangka meningkatkan devisa negara dan serapan tenaga kerja. 

Langkah konkrit diantaranya dengan melakukan fasilitasi kemudahan impor tujuan ekspor (KITE), pembiayaan penjaminan asuransi dan jasa konsultasi, serta pemberian mesin produksi.

“IKM merupakan salah satu penyumbang utama sektor industri pengolahan di Indonesia karena keunggulannya sebagai sub sektor industri padat karya dan pemasok kebutuhan pasar domestik,” kata Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto dalam keterangan resmi yang diterima Infopublik, Senin (30/1).

Menperin mendampingi Presiden Joko Widodo dalam acara peluncuran kebijakan fasilitas KITE IKM, serta bersama Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menandatangani MoU tentang Pengembangan IKM Berorientasi Ekspor dan menyerahkan bantuan mesin dan peralatan produksi kepada IKM logam di Dusun Tumang, Desa Cepogo, Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah.

Hadir dalam acara tersebut juga Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita, Menteri Koperasi dan UKM AAGN Puspayoga, Menteri Sekretaris Negara Pratikno, Ketua Dewan Komisioner OJK Muliaman Hadad, Dirjen IKM Kemenperin Gati Wibawaningsih, Dirjen Bea Cukai Kemenkeu Heru Pambudi,Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo, serta sejumlah anggota Komisi VI DPR RI.

Menperin menegaskan, potensi IKM terus tumbuh. Pada awal 2016, kontribusi sektor IKM terhadap pertumbuhan industri non-migas meningkat dari 57,84 persen menjadi 60,34 persen dalam lima tahun terakhir. Selanjutnya, ekspor IKM periode Januari-November 2016 mencapai USD24,7 miliar atau memberikan kontribusi 24,8 persen terhadap total ekspor industri non-migas.

IKM juga mampu menyerap tenaga kerja paling banyak dibandingkan sektor lainnya. Serapan tenaga kerja pada sektor ini pada awal tahun 2016 mencapai 97,22 persen. 

“Pada tahun 2016, IKM di Indonesia tumbuh mencapai 166 ribu unit atau meningkat 4,5 persen dibandingkan tahun 2015 dan telah menyerap tenaga kerja sebanyak 350 ribu orang,” jelasnya.

"Kami ingin mendorong IKM untuk ekspor. Jadi kalau ekspor, pasarnya lebih terjamin dengan risiko yang lebih sedikit," tambah Airlangga.

Sementara itu, Presiden menyaksikan Menperin dan Menkeu menyerahkan secara simbolis bantuan mesin dan peralatan produksi kepada pelaku IKM logam Tumang. Sebanyak 62 unit mesin dan peralatan produksi IKM yang akan distribusikan, terdiri dari bor duduk, mesin gurinda tangan 4', mesin bor tembak, las argon rhino, tabung argon, mesin roll plat, mesin press logam, genset, dan kompresorbensin 5.5 HP.

“Selain diberikan pembinaan secara konvensional melalui fasilitasi pelatihan serta bantuan alat dan permesinan, IKM juga diperkenalkan dengan sarana digital yang mampu mempromosikan produk dengan lebih luas, namun dengan biaya minimal,” ujar Airlangga. 

Melalui penerapan e-smart IKM, pelaku usaha kreatif ini diharapkan dapat menghadapi era industri yang mengandalkan pertukaran data pada teknologi manufaktur atau Industri 4.0.

Diharapkan, IKM tidak hanya selesai di sektor produksinya saja, tetapi produk dan profilnya dapat lebih dikenal oleh masyarakat.

“Dengan digitalisasi, yang paling diuntungkan adalah IKM bisa saling tukar informasi dan mengembangkan usahanya secara bersama-sama. Selain itu, semua bisa dikerjakan dan diakses dengan lebih cepat,” paparnya.

Kemenperin memfasilitasi beberapa stand pameran bagi IKM. Presiden didampingi Menperin dan Menkeu meninjau  prototipe mobil pedesaan yang rencananya dijual serharga Rp. 60 juta serta melihat sepeda motor yang dilapisi logam kuningan produksi Setya Budhi Gallery asal Desa Tumang, Boyolali, Jawa Tengah.

Menperin menyempatkan untuk melakukan temu usaha dengan IKM logam Tumang. Kerajinan logam yang dihasilkan dari sentra IKM Tumang telah menembus pasar ekspor. Produk dari perajin tembaga dan kuningan ini 53 persen didistribusikan ke Malaysia, Jepang, Australia, Perancis, Italia, Inggris, Rusia, Korea, Dubai, Abu Dhabi, dan Amerika Serikat, sedangkan sisanya untuk pasar lokal.

Pelaku IKM mengusulkan beberapa gagasan kepada Menperin, antara lain keinginan membentuk koperasi baru, pemenuhan bahan baku tembaga dan alumunium lembaran, pelatihan desain, pembetukan pusat logistik berikat serta mengemas aktivitas IKM logam sebagai kegiatan pariwisata. Hal ini diharapkan akan meningkatkan produktivitas dan daya saing IKM logam Tumang.

“Kami akan menindaklanjuti usulan-usulan ini, sekaligus disinkronkan program pemerintah pusat dan daerah. Khusus untuk  desain, Bapak Presiden berpesan untuk  mengajak desainer luar negeri khususnya Perancis dan Italia agar tidak kalah bersaing dengan produk luar negeri,” tegasnya.