:
Oleh Amrln, Minggu, 29 Januari 2017 | 14:42 WIB - Redaktur: R. Mustakim - 384
Jakarta, InfoPublik - Deputi Koordinasi Bidang Kerja Sama Ekonomi Internasional Kemenko Perekonomian Rizal Affandi Lukman mengatakan isu penguatan pertumbuhan ekonomi global menjadi salah satu prioritas agenda Indonesia di forum G20.
"Indonesia akan melanjutkan dan mendukung komitmen global dalam strategi pertumbuhan G20," kata Rizal dalam siaran pers yang diterima di Jakarta, Sabtu (28/1).
Rizal menjelaskan isu pertumbuhan ekonomi ini masih merupakan agenda yang relevan, apalagi perekonomian global saat ini sedang dilanda kelesuan dan cenderung melambat.
"Rata-rata pertumbuhan ekonomi negara maju sudah mentok, sangat lambat hanya satu atau dua persen. Sedangkan Indonesia masih di atas itu," katanya.
Menurut Rizal, Indonesia bisa memberikan kontribusi terhadap penguatan ekonomi global dan mewujudkan target tambahan pertumbuhan ekonomi G20 sebesar dua persen dalam waktu lima tahun.
G20 memiliki nilai strategis karena terdiri dari negara-negara yang menguasai 85 persen total Produk Domestik Bruto (PDB) dunia, berkontribusi terhadap 79 persen perdagangan global, dan memiliki 65 persen (atau sekitar 2/3) dari jumlah total penduduk dunia.
Sebagai the only premier economic forum, G20 beranggotakan Argentina, Australia, Brasil, Kanada, Tiongkok, Perancis, Jerman, India, Indonesia, Italia, Jepang, Korea, Meksiko, Rusia, Arab Saudi, Afrika Selatan, Turki, Inggris dan Amerika Serikat, serta Uni Eropa.
Indonesia telah menjadi anggota G20 sejak tahun 1999. Sejumlah pertimbangan menjadi dasar dilibatkannya Indonesia ke dalam forum G20.
Mulai dari pengalaman mengatasi krisis ekonomi di Asia akhir tahun 1990an, resiliensi Indonesia dalam menghadapi tekanan krisis ekonomi global pada tahun 2008, posisi Indonesia sebagai negara demokrasi terbesar ketiga di dunia dengan penduduk mayoritas muslim, negara dengan jumlah populasi terbanyak ke-empat, serta sebagai pemimpin di ASEAN.
“Nilai-nilai dan postur socio-political and economic Indonesia tersebut tentu menjadi aset bagi diplomasi Indonesia di G20,” lanjut Rizal.
Pada G20 tahun ini yang berlangsung di bawah Presidensi Jerman, secara garis besar prioritas Indonesia diarahkan pada upaya untuk mengatasi kesenjangan ekonomi dan sosial di masyarakat. Hal ini sesuai dengan arahan Presiden pada Sidang Kabinet di awal tahun ini.
Untuk itu, diplomasi pemerintah di G20 saat ini menekankan pada sejumlah agenda prioritas yang sejalan dengan agenda Presidensi Jerman. Beberapa agenda tersebut di antaranya digitalisasi, ketenagakerjaan, dan pertumbuhan ekonomi.
Secara khusus, Indonesia juga akan berbagi pengalaman dalam mengelola transisi ekonomi digital dengan memperkuat peran serta masyarakat melalui success story antara lain di sektor transportasi publik.
Partisipasi Indonesia dalam G20 ini juga sejalan dengan Nawa Cita Presiden Jokowi. Selain itu, keterlibatan Indonesia dalam forum ini penting untuk mendukung prioritas kebijakan dalam negeri, seperti pemberlakuan automatic exchange of information (AEoI) secara tepat waktu pada tahun 2018 yang dapat mendorong upaya pemerintah meningkatkan pendapatan dari sektor perpajakan.