Peletakan Batu Oleh RI 1 Tandai Pembangunan Bandara Yogyakarta di Kulonprogo

:


Oleh Dian Thenniarti, Jumat, 27 Januari 2017 | 16:59 WIB - Redaktur: Gusti Andry - 830


Jakarta, InfoPublik - Pembangunan Bandara Internasional Yogyakarta Baru di Kabupaten Kulonprogo resmi dimulai dengan prosesi  Babat Alas Nawung Kridha berupa peletakan batu merah oleh Presiden Joko Widodo, Jumat (27/1), di Desa Jangkaran, Kecamatan Temon.

Prosesi berarti membuka, membersihkan, merapikan dan menata lahan (land clearing/pematangan lahan) yang terletak di pesisir Temon tersebut, agar siap untuk didayagunakan sebagai lokasi pembangunan Bandara Internasional Yogyakarta Baru yang akan dilakukan oleh Angkasa Pura I.

Menhub Budi Karya Sumadi mengatakan pembangunan bandara Internasional Yogyakarta Baru di Kulonprgo tahap I ini ditargetkan selesai pada Maret 2019. "Pembebasan lahan sebagian besar sudah selesai. Penyelesaian dilakukan dengan cara  konsinyanyi di pengadilan. Setelah itu, kita akan lakukan land clearing dan segera mulai pembangunan. Insya Allah akan mulai beroperasi Maret 2019," ujarnya, Jumat (27/1).

Menurut Menhub Budi, kehadiran bandara ini tentunya akan menambah kenyamanan penumpang mengingat kondisi di bandara Adisutjipto sudah penuh sesak. Kapasitasnya nanti akan meningkat sekitar 10 kali lipat.

"Nantinya akan ada penambahan beberapa rute baru. Salah satunya adalah pembukaan rute Yogyakarta-Jeddah, sehingga masyarakat Yogyakarta yang akan melaksanakan ibadah Umroh atau Haji, bisa memanfaatkan bandara tersebut. Pembangunan bandara ini juga sangat dibutuhkan sebagai pintu masuk wisatawan ke Yogyakarta, sebagai destinasi andalan Indonesia selain Bali," imbuhnya.

Sementara itu, Gubernur DIY Sri Sultan Hamengkubuwono X mengemukakan, pembangunan bandara ini akan menimbulkan efek domino positif bagi Yogyakarta, khususnya Kulon Progo. Selain dapat meningkatkan sektor transportasi, juga dapat meningkatkan sektor pariwisata, perdagangan, menciptakan lapangan kerja, dan akhirnya meningkatkan pertumbuhan ekonomi masyarakat.

"Babat Alas Nawung Kridha itu adalah transformasi atau reformasi. Pada abad 50 dulu para leluhur juga pernah melakukan Babat Alas. Pada abad ini, Babat Alas kita lakukan lagi di Kulonprogo. Ini akan mengubah peradaban dari tradisional statis menjadi modern dinamis," ujar Sultan Hamengkubuwono X.

Tercatat kapasitas maksimal terminal penumpang di bandara Adisutjipto yang memiliki luas 15 ribu meter persegi tersebut, hanya sekitar 1,2 juta penumpang per tahunnya. Begitu pun dengan fasilitas lainnya seperti, appron (area parkir pesawat) berkapasitas hanya 8 pesawat, dan runway (landas pacu) sepanjang 2.250 meter, sudah tidak mampu lagi untuk menambah pergerakan pesawat dan melayani pesawat berbadan besar.

Padahal pada tahun 2016,  jumlah pergerakan penumpang di bandara Adisutjipto telah mencapai 7,2 juta penumpang. Tentunya kondisi tersebut membuat pelayanan tidak maksimal yang berdampak pada berkurangnya kenyamanan penumpang. 

Nantinya Bandara Internasional Yogyakarta di Kulonprogo akan dibangun secara bertahap. Pada tahap pertama, terminal penumpang yang akan dibangun yaitu seluas 130 ribu meter persegi yang mampu menampung hingga 15 juta penumpang per tahunnya. Dengan landas pacu sepanjang 3.250 meter dan area parkir pesawat berkapasitas hingga 35 pesawat. Untuk tahap I ini, ditargetkan selesai pada Maret 2019.

Pada tahap II, akan dilakukan pengembangan lanjutan terminal penumpang menjadi 195 ribu meter persegi, yang mampu menampung hingga 20 juta penumpang pertahunnya. Dengan landas pacu doerpanjang menjadi 3.600 meter dan pengembangan area parkir pesawat berkapasitas hingga 45 pesawat. Sehingga dapat melayani pesawat berbadan besar seperti jenis Boeing 747-400.