Stabilkan Harga Pangan, Mentan Libatkan Swasta dan Pedagang

:


Oleh Baheramsyah, Jumat, 17 Juni 2016 | 23:41 WIB - Redaktur: R. Mustakim - 946


Jakarta, InfoPublik - Menteri Pertanian Amran Sulaiman melibatkan swasta khususnya pengusaha bidang pangan dan pedagang pasar dalam membuka Toko Tani Indonesia (TTI) secara berkelanjutan dalam rangka menstabilkan harga pangan.

Untuk operasional TTI, Mentan Amran mengatakan, kontribusi sektor swasta sangatlah diperlukan. Kalangan pedagang yang digandeng masuk TTI, dijamin tetap memperoleh keuntungan.

"Salah satunya produsen ayam yang menjual dengan harga Rp 30 ribu per kilogram, dia tidak merugi, malah untung," ujar Mentan Amran saat sidak di TTI, Jakarta Selatan, Jumat (17/6).

Menurut perhitungan, 500 ekor ayam dengan berat rata-rata 500 kilogram bisa terjual dalam sehari, maka keuntungannya bisa mencapai ratusan juta. "Misal modalnya (produsen) Rp 15 ribu per kilogram dikalikan 500 ekor ayam dalam sehari, omsetnya bisa Rp 7,5 juta," ungkapnya.

Bila dihitung dalam satu bulan. "Jika sehari Rp 7,5 juta dikalikan satu bulan, maka untungnya bisa Rp 225 juta dalam satu bulan," tambahnya.

Amran bilang, menggunakan prinsip untung sedikit dengan kuantitas tinggi, produsen bisa mendulang keuntungan signifikan. "Itulah struktur pasar yang diubah, bukan untung besar tapi yang beli sepi," tukasnya.

Selain melibatkan pengusaha, Mentan Amran juga mengundang pedagang pasar untuk bergabung dalam Toko Tani Indonesia dalam rangka menstabilkan harga pangan.

Mentan Amran mengatakan, kita ingin libatkan pedagang pasar dalam TTI, caranya langsung mendaftar melalui koperasi.

Menurutnya, kerja sama dengan pedagang pasar sebenarnya telah dijalin, namun belum secara keseluruhan. Ke depan jalinan tersebut akan terbangun secara berangsur-angsur. 

Mentan menegaskan, pedagang di pasar bisa mendapatkan pasokan pangan tertentu dari TTI. Syaratnya, harga yang nantinya dijual di pasar terkontrol. "Untungnya jangan mau besar, tapi berbisnis adalah sedikit untungnya, dikalikan dengan banyaknya barang yang dijual," ujarnya.

TTI, kata dia, juga akan digerakkan di seluruh kabupaten kota dengan membangun kerja sama langsung dengan pemerintah daerah.

Ia mengimbau pedagang pasar jangan merasa tersaingi dengan keberadaan TTI. Sebab, fungsi TTI yakni membangun sistem pasar baru. Ketika di dalamnya ada pengusaha ritel pangan modern, pemerintah selaku regulator hanya memindahtempatkan saja ke TTI. "Cuma karena dia (perusahaan) ikut sistem, dia dapat untung banyak, banyak pembeli, untung sedikit dikalikan banyak, masyarakat seneng, petani nggak rugi," ujarnya.