:
Oleh Baheramsyah, Minggu, 29 Mei 2016 | 23:53 WIB - Redaktur: R. Mustakim - 609
Jakarta, InfoPublik - Perubahan gaya hidup masyarakat Indonesia dan pertumbuhan kelas menengah dinilai dapat mendorong kinerja industri pengolahan kopi di dalam negeri hingga mengalami peningkatan yang signifikan.
Pertumbuhan konsumsi produk kopi olahan di dalam negeri sendiri saat ini meningkat rata-rata lebih dari tujuh persen per tahun.
Menteri Perindustrian Saleh Husin mengungkapkan saat ini ekspor produk kopi olahan pada 2015 sebanyak 356,79 juta dolar AS atau meningkat delapan persen dibanding tahun sebelumnya.
Ekspor produk kopi olahan didominasi produk kopi instan, ekstrak, esens dan konsentrat kopi yang tersebar ke negara tujuan ekspor seperti Filipina, Malaysia, Thailand, Singapura, RRC dan Uni Emirat Arab.
"Gaya hidup mendorong volume dan pola konsumsi. Pemilik pabrik terus merilis produk terbaru. Yang untung petani dan pengolah kopi. Sedangkan konsumen seperti dimanjakan oleh banyaknya pilihan," ujar Saleh saat mengunjungi pabrik kopi olahan PT Santos Jaya Abadi seperti dalam keterangan tertulis, Jakarta, Minggu (29/5).
Secara khusus, Menperin juga mengapresiasi para barista dan pemilik kedai kopi skala kecil, menengah hingga besar yang dengan kreativitasnya terus melahirkan menu-menu terbaru.
"Kopi di tangan anak muda menjadi industri kreatif. Dari produknya hingga iklan dan desain kafe semuanya menjadi bernuansa segar dan muda. Saya juga salut pada barista yang menyajikan menu kopi berbasis kopi khas Indonesia karena turut mempromosikan kopi Tanah Air," imbuh dia.
Dari sisi produksi kopi, Indonesia merupakan negara penghasil kopi terbesar keempat di dunia setelah Brasil, Vietnam, dan Kolombia dengan produksi rata-rata sebesar 685 ribu ton pertahun atau 8,9 persen dari produksi kopi dunia.
Guna memacu industri pengolahan kopi, lanjut Saleh, Kementerian Perindustrian telah memfasilitasi melalui beberapa kebijakan yaitu industri pengolahan kopi masuk dalam industri pangan dan prioritas untuk dikembangkan dan pemberian fasilitas pajak penghasilan untuk investasi baru industri pengolahan kopi di beberapa daerah di luar Jawa.
Menurutnya pengembangan industri kopi masih perlu ditingkatkan mengingat saat ini baru mampu menyerap sekitar 35 persen produksi kopi dalam negeri dan sisanya sebesar 65 persen masih diekspor dalam bentuk biji.
"Apalagi konsumsi kopi masyarakat Indonesia rata-rata baru mencapai 1,2 kg per kapita per tahun, jauh di bawah negara-negara pengimpor kopi seperti USA 4,3 kg, Jepang 3,4 kg, Austria 7,6 kg, Belgia 8,0 kg, Norwegia 10,6 kg dan Finlandia 11,4 kg per kapita per tahun," tutup Saleh.