- Oleh Pasha Yudha Ernowo
- Minggu, 15 Desember 2024 | 18:05 WIB
: Ilustrasi Menteri Sumberdaya Mineral dan Energi Mozambik, Carlos Joaquim Zacarias menyampaikan pandangannya dalam Joint Leaders' Session Indonesia-Africa Forum (IAF) II and High-Level Forum on Multi-Stakeholder Partnerships (HLF MSP) di Nusa Dua, Bali/ foto: Tim Komunikasi dan Media HLF-MSP dan IAF 2024
Oleh Mukhammad Maulana Fajri, Selasa, 3 September 2024 | 08:15 WIB - Redaktur: Untung S - 137
Jakarta, InfoPublik - Pada Indonesia Afrika Forum (IAF) 2024, Indonesia berhasil mencapai kesepakatan investasi di sektor energi dengan nilai investasi mencapai USD1,5 miliar.
Kesepakatan tersebut dilakukan pada Indonesia-Africa Forum (IAF) ke-2 di Bali yang digelar 1 sampai 3 September 2024. Hal itu disampaikan oleh Direktur Afrika, Direktorat Jenderal Asia, Pasifik dan Afrika Kementerian Luar Negeri (Kemlu), Dewi Justicia Meidiwaty, pada Selasa (3/9/2024) di Nusa Dua, Bali.
“Hal ini tentunya menjadi capaian yang menjanjikan dari target kesepakatan deliverables IAF 2024 senilai total USD3,5 miliar,” ujar Meidiwaty dikutip dari Tim Komunikasi dan Media HLF-MSP dan IAF 2024 pada Selasa (3/9/2024).
Meidi menjelaskan beberapa kesepakatan yang dicapai, antara lain, penandatanganan kontrak training antara PT. Pertamina Training & Consulting (PTC) dengan Petrofound Namibia yang akan dilakukan di Integrated Drilling Training Center (IDTC), Indonesia. Dengan Tanzania, PT Pertamina telah mendapatkan redistribusi 60 persen saham Wentworth Resources di Blok gas Mnazi Bay.
PT PLN juga telah melakukan kerja sama pengembangan energi panas bumi dengan Tanesco dan Tanzania Geothermal development Company/TGDC dengan target pengembangan sebesar 225 MW di Natron, Luhoi, dan Ngozi.
“Tanesco juga telah melakukan kunjungan ke PT PLN untuk gali lebih lanjut potensi pengembangan energi panas bumi di Indonesia,” ujar Meidiwaty.
Ia juga menuturkan, selain kesepakatan antara Indonesia dengan negara-negara Afrika, IAF ke-2 juga menjadi forum yang memfasilitasi kesepakatan antarnegara Afrika.
“Salah satunya adalah komitmen kerja sama antara Mozambik dengan Afrika Selatan melalui Nota Kesepahaman antara Buzi Hydrocabon Pte Ltd dan Guma Africa Group Ltd. terkait eksplorasi dan komersialisasi gas EPCC Buzi,” imbuhnya.
Selain BUMN, sektor swasta juga berhasil meraih nilai investasi dengan Afrika, antara lain PT Energi Mega Persada (EMP) dengan Vutomi Energy melalui kerja sama komersialisasi Independent Power Plant (IPP) sebesar 500 megawatt.
Sejumlah kesepakatan di bidang energi semakin memperkuat kerja sama Indonesia-Afrika dalam mengamankan pasokan dan ketahanan energi di tengah kondisi geopolitik global yang tidak menentu.
“Ketahanan energi sangat penting bagi stabilitas dan pembangunan ekonomi, khususnya bagi Indonesia-Afrika,” ujar Direktur Meidiwaty.
Kerja sama yang telah disepakati itu, diharapkan dapat memperkuat hubungan kerja sama antara Indonesia-Afrika untuk menyongsong masa depan bersama untuk keselarasan visi Indonesia Emas 2045 dan Agenda Afrika 2063.
Berbagai kesepakatan antara Indonesia-Tanzania tersebut, juga merupakan hasil tindak lanjut kunjungan Presiden RI ke Tanzania pada 21 sampai 22 Agustus 2023 yang menghasilkan sejumlah komitmen kerja sama, khususnya di bidang energi.