- Oleh Isma
- Senin, 16 September 2024 | 07:04 WIB
© 2023 - Portal Berita InfoPublik.
: Wakil Menteri Luar Negeri Pahala Mansury (tengah). Foto: Infomed/kemlu.go.id
Oleh Eko Budiono, Kamis, 22 Agustus 2024 | 20:53 WIB - Redaktur: Untung S - 345
Jakarta, InfoPublik - Semangat Global South menjadi elemen kunci yang membedakan kerja sama antara Indonesia dan negara-negara Afrika dalam Indonesia-African Forum (IAF) ke-2, yang akan digelar di Bali pada 1-3 September 2024. Fokus utama kerja sama ini adalah hak setiap negara untuk mengembangkan diri, serta kolaborasi dalam mengatasi kebijakan diskriminatif, termasuk green protectionism.
Wakil Menteri Luar Negeri Republik Indonesia, Pahala Mansury, menyampaikan hal ini dalam pertemuan dengan para pemimpin redaksi media di Jakarta, Kamis (22/8/2024). "Topik ini akan menjadi salah satu agenda utama dalam Indonesia-African Forum (IAF) ke-2," kata Pahala Mansury.
Pahala menekankan pentingnya kedekatan antara Indonesia dan Afrika sebagai bagian dari Global South dalam membangun kerja sama pembangunan yang saling menguntungkan. Sejarah panjang hubungan ini dimulai sejak Konferensi Asia-Afrika tahun 1955, dan kini akan diperkuat melalui tema IAF ke-2: 'Bandung Spirit for Africa’s Agenda 2063'.
Indonesia, sebagai negara berkembang dengan sumber daya alam yang melimpah dan populasi besar, memiliki kepentingan yang sejalan dengan Afrika dalam memperkuat kolaborasi di empat sektor prioritas: ketahanan pangan, energi, kesehatan, dan mineral.
Lebih lanjut, Pahala melihat bahwa Afrika menawarkan potensi besar bagi Indonesia untuk diversifikasi pasar ekspor, pasokan komoditas, dan investasi luar negeri. "Kerja sama ini diharapkan dapat membuka peluang baru untuk meningkatkan konektivitas ekonomi dan memperkuat hubungan diplomatik antara Indonesia dan Afrika," ujarnya.
IAF ke-2 akan dihadiri oleh kepala negara dan pejabat tinggi dari berbagai negara Afrika, serta akan dibuka secara resmi oleh Presiden Republik Indonesia Joko Widodo. Acara ini diharapkan menghasilkan nota kesepahaman (MoU) kerja sama dengan nilai mencapai US$3,5 miliar, yang bertujuan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi yang saling menguntungkan.
Wamenlu juga mengundang rekan-rekan media untuk berperan aktif dalam memperluas jangkauan informasi mengenai IAF ke-2 melalui publikasi dan peliputan selama acara berlangsung. "Partisipasi media sangat penting untuk memastikan bahwa pesan dan tujuan forum ini dapat diterima dengan baik oleh khalayak luas," kata Pahala Mansury.