BPBD Sigap Lakukan Penanganan Banjir di Kolaka

: Penanganan banjir yang dilakukan tim Gabungan, di kabupaten Kolaka, Sulawesi Tenggara, pada Sabtu (20/1/2024)/ dok. BPBD Kabupaten Kolaka


Oleh Jhon Rico, Selasa, 23 Januari 2024 | 20:46 WIB - Redaktur: Untung S - 159


Jakarta, InfoPublik - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) telah melakukan penanganan banjir di Kabupaten Kolaka, Provinsi Sulawesi Tenggara.

Hujan dengan intensitas tinggi disertai air pasang laut mengakibatkan meluapnya aliran sungai Ulu Wolo dan jebolnya tanggul penahan air, Sabtu (20/1/2024) Pukul 16.30 WITA di Kabupaten Kolaka, Provinsi Sulawesi Tenggara.

Wilayah terdampak meliputi Kelurahan Watuliandu, Kelurahan Lamokato di Kecamatan Kolaka, Kelurahan Sakuli, Kelurahan Mangolo, Kelurahan Latambaga, Kelurahan Ulunggolaka, Kelurahan Induha di Kecamatan Latambaga. Desa Konaweha, Desa Ulu Konaweha, Desa Latuwo, Desa Tamboli, Desa Amamotu di Kecamatan Samaturu. Kelurahan Ulu Wolo, Kelurahan Wolo di Kecamatan Wolo, dan Desa Tamborasi di Kecamatan Iwoimendaa.

Informasi yang didapatkan dari laporan Pusat Pengendalian Operasi (Pusdalops) Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), banjir setinggi 50 hingga 300 cm merendam 1.263 unit rumah (1.263 KK), 3 unit masjid, 50 Ha sawah, dan 30 Ha perkebunan terendam air.

Melalui sambungan telepon pada Selasa (23/1/2024), Kepala Pelaksana BPBD Kolaka, Akbar menjelaskan, BPBD telah melakukan penanganan banjir dengan penyelamatan dan evakuasi korban banjir, mendirikan tenda untuk posko, menyiapkan dapur umum bersama dinas terkait, dan membantu pembersihan pada rumah terdampak banjir.

“Mempercepat penanganan banjir kami melakukan pendataan jumlah korban terdampak banjir, pendataan kerugian korban bencana, menyiapkan dan menyalurkan air bersih. Kendala penanggulangan bencana banjir terkait minimnya anggaran penguatan infrastruktur. Kondisi terkini banjir berangsur surut," kata Akbar.

Kajian dari Inarisk kabupaten Kolaka memiliki risiko bencana banjir dengan tingkat risiko sedang hingga tinggi. Wilayah risiko terdampak banjir sebanyak 12 kecamatan dan luas wilayah rawan banjir 20.714 Ha.

Mengantisipasi terjadinya bencana banjir, BNPB menghimbau optimalkan pengelolaan tata air terintegrasi hulu hingga hilir, dilakukan dengan penebalan dan penguatan tanggul, normalisasi sungai, dan/atau sodetan sungai.

Selain itu adanya warning system berbasis komunitas diharapkan dapat membantu memberikan informasi kenaikan air sehingga antisipasi lebih dini dapat dilakukan.

 

 

Berita Terkait Lainnya

  • Oleh Jhon Rico
  • Sabtu, 21 Desember 2024 | 11:25 WIB
BNPB Gelar Gladi Ruang Penanganan Bencana Hidrometeorologi Jelang Nataru
  • Oleh Jhon Rico
  • Jumat, 20 Desember 2024 | 21:54 WIB
Kepala BNPB Tinjau Kondisi Tanggul Sungai Wulan di Demak
  • Oleh Jhon Rico
  • Senin, 26 Februari 2024 | 11:00 WIB
BNPB Dorong Percepatan Pemulihan Lingkungan Pascabanjir Demak
  • Oleh Jhon Rico
  • Sabtu, 27 Januari 2024 | 22:36 WIB
BPBD Sigap Lakukan Penanganan Warga Terdampak Banjir di Bireun