BPBD Data Rumah Warga Terdampak Banjir di Kota Pangkalpinang

: Banjir dengan ketinggian antara 20 hingga 30 cm terjadi di Kota Pangkalpinang, Provinsi Bangka Belitung, Senin, (15/1/2024)/dok. BNPB.


Oleh Jhon Rico, Selasa, 16 Januari 2024 | 21:29 WIB - Redaktur: Untung S - 177


Jakarta, InfoPublik - Banjir dengan ketinggian antara 20 hingga 30 cm terjadi di Kota Pangkalpinang, Provinsi Bangka Belitung, Senin, (15/1/2024). Banjir terjadi karena hujan berlangsung selama lima jam dengan intesitas sedang hingga lebat disertai angin kencang ditambah pasang air laut di angka 2,6 meter.

Laporan dari Pusat Pengendalian Operasi Penanggulangan Bencana (Pusdalops BNPB) pada Selasa (16/1/2024), wilayah terdampak meliputi kelurahan Bukit Sari, Air Kepala Tujuh, Tuatunu Indah, Kacang Pedang di kecamatan Gerunggang.

Kemudian, Kelurahan Rejasari di Kecamatan Pangkal Balam, Kelurahan Kejaksaan, Genas, Batin Tikal di kecamatan Tamansari, dan kelurahan Sriwijaya di kecamatan Grimaya.

Petugas melaporkan tidak ada korban jiwa akibat peristiwa itu.

Pasca kejadian banjir sebanyak 458 unit rumah terendam banjir dan 2 unit kantor pemerintahan, Kantor Lurah Genas dan Koramil Tamansari terdampak.

Dalam sambungan telepon, Selasa (16/1/2024), Kepala Pelaksana Harian BPBD Kota Pangkalpinang Dedy Revandi mengatakan, upaya penanganan Tim Satuan Reaksi Cepat (BPBD) setempat melakukan pendataan jumlah rumah dan jiwa yang terdampak.

Kemudian, membantu pembersihan rumah warga yang terdampak banjir dan genangan.

Serta melakukan koordinasi dengan pihak RT/RW di wilayah terdampak. Selain itu, melakukan pemantauan di daerah banjir dan genangan.

“Kejadian banjir di kota Pangkalpinang sudah menyiagakan petugas. Kami juga memantau wilayah rawan bencana. Fokus penanganan di bulan Desember hingga Januari antisipasi pada banjir rob ditambah kondisi cuaca yang ekstrim di siang hari. Kondisi wilayah pesisir dan juga di titik rawan dataran rendah di Pangkalpinang. Sehingga penanganan banjir melihat kondisi pasang surut air laut," kata dia.

Menurut dia, hal ini merupakan tantangan dalam penanganan ke depannnya karena wilayah dibawah dataran laut, sehingga air yang tergenang dapat surut dan dialirkan ke laut.

Ia menyebut bahwa banjir ini terjadi tiap tahun. Biasanya terjadi diawal dan diakhir tahun. Hal itu dikarenakan pasang surut air laut tinggi.

Ia menyatakan bahwa rata-rata dalam kurun waktu 5 jam biasanya air sudah surut. Hal ini tergantung pasang surut air rob, karena air menjadi sulit mengalir ke laut. Namun demikian, bila tidak terjadi air rob, maka seberapa besar air hujan pun akan mengalir ke laut.

Antisipasi agar tidak terjadi banjir, terang dia, pemerintah kota pun sedang membuat waduk atau embung baru sebagai penangkap air yang datang dari hulu atau daerah yang lebih tinggi. Pengerjaan waduk dan embung masih proses karena terkait anggaran yang dikerjakan secara bertahap.

Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mengeluarkan peringatan dini waspada potensi hujan sedang hingga lebat yang dapat disertai petir dan angin kencang yang dapat terjadi di Kota Pangkalpinang pada Rabu (17/1/2024).

Kemudian kondisi cuaca berawan dan hujan pada Kamis (18/1/2024).

BNPB mengimbau warga untuk selalu memantau prakiraan cuaca yang dikeluarkan oleh BMKG dan selalu waspada jika terjadi hujan dengan intensitas tinggi lebih dari satu jam agar segera bersiap menuju tempat yang lebih aman.

 

Berita Terkait Lainnya

  • Oleh Jhon Rico
  • Rabu, 13 November 2024 | 20:51 WIB
Banjir Sijunjung Surut: 651 Rumah Warga Terdampak, Ini Upaya Pemulihan
  • Oleh Jhon Rico
  • Senin, 21 Oktober 2024 | 05:49 WIB
Bantuan Pemerintah Indonesia Tahap Kedua Tiba di Port Sudan
  • Oleh Jhon Rico
  • Selasa, 15 Oktober 2024 | 06:43 WIB
Pemerintah Indonesia Kirim Bantuan Kemanusiaan ke Tiga Negara