EWS, Aplikasi Pengurang Risiko Proyek sejak Dini

:


Oleh DT Waluyo, Rabu, 8 Maret 2023 | 07:05 WIB - Redaktur: Untung S - 7K


Jakarta, InfoPublik - Minimalkan risiko!, demikian mantra yang digelorakan di jajaran Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR). Risiko itu bisa berupa kegagalan proyek, atau juga penyimpangan selama proyek berjalan.

Untuk itu, agar proyek efektif dan efisien, Kementerian PUPR  mendorong penggunaan teknologi komunikasi dan informasi serta inovasi digital dalam pembangunan infrastruktur. Penggunaan teknologi salah satunya diterapkan pada Program Pengembangan Infrastruktur Sosial Ekonomi Wilayah (PISEW) dengan meluncurkan fitur Early Warning System (EWS) dalam sistem informasi manajemen pada Infrastruktur Berbasis Masyarakat (IBM) Pengembangan Kawasan Permukiman (PKP).

Fitur EWS, demikian keterangan tertulis yang diterima www.infopublik.id, Rabu (8/3/2023), merupakan inovasi baru dalam sistem informasi manajemen yang berfungsi untuk pengawasan, pengendalian, dan pelaporan dalam pelaksanaan kegiatan PISEW. Fitur itu sebagai peringatan dini pada setiap tahapan kritis pelaksanaan kegiatan PISEW.

Nantinya, para Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) untuk program PKP mendapatkan pesan peringatan secara otomatis (by system) jika tahapan pelaksanaan kegiatan PISEW mendekati deadline waktu yang telah ditentukan dalam jadwal nasional.

Sebelumnya, Direktur Jenderal (Dirjen) Cipta Karya, Kementerian PUPR Diana Kusumastuti, menyampaikan bahwa pemanfaatan teknologi informatika sangat diperlukan dalam manajemen risiko pada pembangunan infrastruktur di era menuju Society 5.0.

“Selain pelaksanaan kegiatan PISEW, saya harap untuk kegiatan lainnya di lingkungan Ditjen Cipta Karya dapat mulai mengarah untuk menerapkan konsep Society 4.0, bahkan Society 5.0,” kata Diana dalam acara Rakornas Kegiatan PISEW TA 2023 di Jakarta, Senin (6/3/2023).

Pada 2023, Kementerian PUPR melalui Ditjen Cipta Karya menargetkan program PISEW tersebar di 1.340 lokasi di Indonesia. Target tersebut naik hampir 3 kali lipat dari 2022 yang hanya 450 lokasi di 34 provinsi dengan alokasi anggaran sebesar Rp11,45 triliun yang berpotensi menyerap 613.483 tenaga kerja..

Pada umumnya infrastruktur berbasis masyarakat yang dibangun melalui program PISEW adalah jalan produksi untuk menunjang produksi pertanian, industri, serta prasarana pendukung komoditas masyarakat, seperti memudahkan petani mengangkut hasil pertanian, perkebunan atau perikanan.

Pelaksanaan program PISEW disalurkan melalui skema Padat Karya Tunai (PKT)/cash for work yang dikerjakan oleh masyarakat setempat dan tidak menggunakan kontraktor. Selain jalan produksi, program PISEW juga dilaksanakan melalui pembangunan infrastruktur dasar skala kecamatan atau perdesaan seperti jembatan kecil, peningkatan kualitas air minun dan sanitasi, serta infrastruktur pendukung produktivitas masyarakat lainnya. (*)

Foto: infrastruktur berbasis masyarakat berupa jalan di desa/pelosok yang dikerjakan dengan skema PKT tahun 2020 (Dok. Kementerian PUPR)